KANAL24, Tuban – Memperingati Hari jadi ke-728 Kabupaten Tuban, digelar diskusi publik dengan tema Permasalahan Pesisir Dan Solusinya di Kabupaten Tuban, Sabtu (23/10/2021). Diskusi publik ini merupakan kerjasama antara Universitas Brawijaya (UB) bekerjasama dengan Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban. Diskusi diselenggarakan di Gedung Rektorat Unirow Lantai 2 dihadiri oleh 50 peserta luring dan lebih dari 300 peserta daring.
Diskusi ini menghadirkan para narasumber unsur Pemerintahan, Kelompok Masyarakat, Guru Besar Unirow dan Para Guru Besar UB Malang, diantaranya Prof. Amin Setyo Leksono, Prof. Marjono, M.Phil, Ir. Bambang Semedi, M.Sc, Ph.D, Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MS dan Prof. Dr. Ir. Gatot Ciptadi, DESS serta perwakilan Pemerintah Kabupaten Tuban syakni Dinas Perikanan dan Peternakan, maupun Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tuban, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tuban, Rukun Nelayan (RN), akademisi Unirow dan mahasiswa.
Ketua tim Dosen Berkarya UB, Prof. Amin Setyo Leksono mengatakan kegiatan diskusi publik ini merupakan bagian dari Program Dosen Berkarya dari UB. Adapun tujuan dari program ini untuk meningkatkan jumlah dosen berkegiatan di luar institusi, reputasi dan rekoknisi UB, serta meningkatkan peran serta UB dalam pembangunan di masyarakat khususnya dunia industri dan pemerintah daerah.
“Untuk itu dalam kegiatan ini UB menerjunkan 5 orang pakar terdiri dari ahli di bidang perikanan, peternakan, lingkungan dan matematika,” ungkap Guru Besar UB tersebut.
Hal senada Juga disampaikan oleh Prof. Dr. Marjono, M.Phil selaku Direktur Pascasarjana UB yang juga menjadi anggota Tim Dosen Berkarya. Dalam sesi wawancara ia menuturkan melalui program ini UB mendukung program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
“Ini untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan jumlah pakar atau ahli dari perguruan tinggi yang beraktivitas atau mengabdi di luar kampus sesuai dengan keahlian dan kapasitas intelektualisasinya,” jelas Marjono.
Sementara itu, Rektor Unirow Tuban, Supiana Dian Nurtjahyani dalam keterangan persnya mengatakan, dalam dua bulan terakhir telah terjalin kersama antara UB, Unirow dan Pemkab Tuban. Bentuk kegiatannya bukan wujud Tri Dharma semata, akan tetapi juga peran serta kampus dalam pembangunan khususnya di tingkat daerah.
“Kami selaku lembaga pendidikan tinggi ikut andil dalam menangani persoalan pesisir Tuban beserta solusinya. Melalui Progam Studi (Prodi) Perikanan dan Kelautan, dan Matematika MIPA, Unirow selama ini secara rutin ikut menangani permasalahan pesisir. Misalnya penelitian terkait kebijakan, pengabdian masyarakat, reklamasi, konservasi lingkungan, maupun bersih pantai. Ini merupakan suatu berkah karena UB mau bermitra dengan Unirow dalam hal dosen berkarya,” imbuh orang nomor satu di Unirow itu.
Kabupaten Tuban dengan garis pantai sepanjang 65 Kilometer, menurut Dian memiliki ragam permasalahan berbeda. Mulai dari kebijakan bagaimana tentang regulasi pengaturan daerah pesisir, maupun tentang ekonomi masyarakat di saat badai Pandemi Covid-19. Tak kalah pentingnya hadirnya Kilang GRR Tuban di Kecamatan Jenu, tentunya masyarakat setempat terdampak dengan adanya reklamasi maupun relokasi. Salah satu solusi yang telah dilakukan Unirow beberapa waktu lalu dengan memberikan pelatihan kepada petani yang kehilangan sawahnya. Seperti kerajinan, pembuatan abon, dan nuget.
Abrasi pantai di Tuban juga tidak dapat disepelekan, dan Unirow rutin melakukan konservasi biru di lautan dan konservasi hijau di daratan dengan penanaman mangrove dan cemara udang. Permasalahan lainnya adalah penangkapan ikan yang besar-besaran dengan jaring harimau yang mengalahkan nelayan kecil. Kemudian pasca panen ikan kecil yang sulit pemasarannya, Unirow telah memberi solusi dengan alat pemotong ikan rucah dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pangan.
“Sisa ikan dan sisik juga dapat diolah menjadi pupuk organik dan telah diberi pelatihan. Begitupula rumput laut bisa dibuat sabun, dan dodol. Gayung bersambut upaya yang telah dilakukan Unirow sekarang digandeng UB,” tutupnya. (Meg)