KANAL24, Lumajang – Program MBKM Semeru Universitas Brawijaya yang sedang berlangsung, merupakan bentuk komitemen konkrit UB bermanfaat bagi masyarakat. Pada hari rabu (9/2/2022) kemarin, salah satu dosen pembimbing pada klaster town dan school watching, Prof. Sukir Maryanto melakukan sosialisasi kepada siswa-siswi SMPN 2 Pronojiwo Lumajang tentang metode school watching.
Bertempat di musholla sekolah, siswa-siswa mulai dari kelas 7 hingga 8 tambak antusias mengikuti sosialisasi yang diberikan. Sukir mengatakan, karena lokasi sekolah yang terletak di kaki Gunung Semeru, maka sebelum dimulai sosialisasi, dilakukan diskusi tentang karakteristik gunung tersebut. Meskipun siswa-siswi SMPN 2 Pronojiwo tinggal di kaki gunung, namun mereka masih awam dengan gambaran gunung semeru tersebut.
“Saya tanya seperti lidah lava, ternyata anak-anak belum pernah mendengar padahal itu karakter letusan gunung semeru yang kemarin terjadi. Kedua, saya masuk ke materi school watching dan town watching yang berasal dari Jepang yakni metode pemahaman pendidikan masyarakat terhadap kebencanaan melalui metode yang melibatkan peserta itu sendiri. Kalau sekolah berarti melibatkan siswa dan guru agar mengerti gambaran sekolahannya,” jelas Sukir.
Lanjutnya, materi ini penting utuk dipahami agar ketika ada bencana di sekolahan, siswa dan guru tahu apa yang harus dilakukan dan mengerti jika ada bencana harus kemana. Kemudian, ketika sudah diobservasi, mereka akan tahu solusinya.
“Tadi saya beri contoh di musholla ketika terjadi bencana, potensi yang membahayakan seperti adanya kabel sambungan yang kurang tersambung dengan baik. Ini hal-hal kecil, namun diabaikan,”katanya.
Guru Besar FMIPA UB itu menjelaskan, main goal dari MBKM Semeru UB itu nanti adalah menanamkan budaya masyarakat yang aware dan care terhadap potensi kebencanaan, sehingga juga akan diintegrasikan antara school watching dan town watching. Lalu, untuk sentuhan teknologi dikembangkan bersama dengan pengembang aplikasi yang ada di UB. Harapannya, MBKM Semeru UB menjadi pilot project untuk pendidikan kebencanaan yang sistematis, terintegrasi, dan menyentuh lapisan masyarakat dan kemungkinan program ini menjadi cikal bakal terbentuknya laboratorium terpadu di Kecamatan Pronojiwo. (Meg)