KANAL24, Malang – Tiga sumber mata air yang berada di kawasan hutan UB Forest Sumberwangi Karangploso membutuhkan konservasi dan perawatan. Hal tersebut diungkapkan dosen MIPA UB Dr. Endang Arisoesilaningsih saat melakukan penanaman pohon di skeitar sumber mata air, sabtu (12/2).
“Sumber mata air di kawasan ini debitnya sangat kecil. Ini sumber mata air dengan debit terkecil yang pernah saya teliti,” kata Endang.
Menurutnya sumber mata air yang ada merupakan tipe topografi yang tergantung pada cuaca. Selain itu vegetasi di sekitar mata air saat ini menurutnya masih kurang yang berdampak pada kecilnya debit air.
“Kita lihat sendiri vegetasi di sekitar mata air ini masih jarang sehingga harus dilakukan penanaman pohon yang mampu mengikat air. Pohon seperti beringin tepat untuk ditanam di sini,” lanjutnya.
Sebagai hutan penelitian, sumber mata air di kawasan UB Forest sangat penting untuk dijaga karena selain untuk bahan penelitian sumber air tersebut juga memberikan manfaat bagi hewan dan masyarakat sekitar hutan. Keberadaan sumber mata air ini harus dijaga keberadaannya agar terus mampu mengalirkan air.
Untuk vegetasi Endang menyebut pohon dari jenis Moraceae seperti pohon beringin, bendo, iprit yang selama ini sudah terbukti mampu mengikat air tanah.
“Vegetasi yang tepat dari jenis moraceae yang terbukti mampu mengikat air,” imbuhnya.
Pada tahap pertama bersama mahasiswa MIPA UB dan Tim Tetenger Bumi UB menanam pohon jenis moraceae sebanyak 59 pohon di tiga titik sumber mata air UB Forest. (sdk)