Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya resmi menyediakan kantor sekretariat Program Reverse Linkage Indonesia dan Malaysia dalam Pengembangan Ekosistem Halal Digital di lantai satu gedung rektorat, Selasa (2/8/2022). Upaya ini merupakan langkah lanjutan dari kerjasama antara UB, Islamic Development Bank (IsDB), Serunai Commerce Malaysia, dan pemerintah Indonesia yang terjalin sejak bulan Maret 2022 lalu untuk mempermudah layanan sertifikasi halal melalui platform digital. CEO dan Founder Serunai Commerce, Amnah Shaari menyampaikan bahwa progress kerjasama ini berjalan dengan cepat.
“Sebenarnya progress ini sudah sangat advanced. Sejak launching di Jakarta pada bulan Maret, kita sudah banyak mengembangkan teknologi tersebut dan sejauh ini sudah siap 95-97%. Jadi akhir bulan Agustus kita akan testing di sini (UB) dan bulan September kita mulai operasikan project ini. Nanti kita adakan juga simposium internasional dan rencananya akan dihadiri oleh wapres juga,” terang Amnah.
CEO dan Founder Serunai Commerce Amnah Shaari
Amnah berpendapat bahwa inisiatif UB untuk menyediakan fasilitas ini adalah langkah yang sangat bagus. Sebab dengan ini UB mendapatkan privilege untuk menempatkan staff dan lulusannya dalam teknologi yang akan digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan baik dalam dan luar negeri.
“Hal ini akan memberikan more expertise pada UB. Sebenarnya UB akan mempekerjakan atau mengambil lebih banyak pendamping, auditor, dan asisten laboratorium. Karena jika teknologi ini sudah beroperasi di September, lebih banyak perusahaan yang akan membutuhkan fasilitas UB untuk apply halal. Mereka akan menggunakan lab, memerlukan pendamping dan penasihat. Jadi UB akan menjadi tempat yang paling krusial untuk memastikan bahwa Halal Centre ini dapat dijangkau oleh pengusaha dari berbagai daerah, bukan hanya Indonesia tetapi juga secara global,” imbuhnya
Hanya dengan satu sistem digital seperti ini, orang-orang dari berbagai penjuru dunia dapat mengakses fasilitas sertifikasi halal tanpa perlu jauh-jauh datang untuk bertatap muka. Selain sertifikasi halal, teknologi ini juga berguna untuk mendukung ekosistem digital pasar produk-produk halal dengan menghubungkan penjual dan pembeli di berbagai penjuru dunia. Pemasaran produk halal sejauh ini hanya terbatas di penjualan regional atau nasional, tetapi dengan teknologi digital, produk halal akan dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat internasional.
“Dengan ini harapannya, teknologi digital di sektor industri halal dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan menyebarkan label halal untuk seluruh dunia, bukan hanya di Malang dan sekitarnya,” pungkas Amnah. (riz)
Baca juga: Indonesia Dukung Pusat Rantai Nilai Halal Global