Tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya yang dikoordinatori oleh ibu Lia Nihlah Najwa, S. IP., M. Si. pada hari Kamis (20/10/2022) menyelenggarakan penutupan formal acara pengabdian. Penutupan acara PKM Dosen ini bertempat di kantor utama yayasan Kawula Kang Asih (Desa Pakis Kembar). Puncak acara yang dilakukan saat itu ditandai dengan Launching Sanggar Tirta Wening sebagai sebuah lembaga baru dibawah naungan yayasan Kawula Kang Asih. Sanggar Tirta Wening yang dipimpin oleh mas Hafid dan akrab disapa Azril pada awalnya memiliki fokus kegiatan berbasis lingkungan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, fokus kegiatan juga mulai berkembang, tepatnya pada ranah memfasilitasi minat-bakat masyarakat sekitar, terlebih anak-anak. “Sanggar lebih ke mengembangkan kreatifitas anak-anak yang ada di sanggar itu nanti. Anak-anak ini uniknya, jadi dia punya kelebihan di hobinya, kayak menari, melukis, dan bercerita” ujar Ketua Sanggar.
Untuk tema yang diusung dalam agenda PKM ini sendiri yaitu: Bina Wawasan dan Lingkungan. Yang mana pemilihan tema tersebut tentu bukan tanpa sebab, tema Bina Wawasan dan Lingkungan diambil dengan melihat kondisi objektif masyarakat Desa Pakis Kembar. Sebagaimana pernyataan ibu Lia “Hal ini berawal dari keprihatinan lingkungan terhadap masyarakat”. Dalam rangka mensukseskan agenda pengabdian, PKM Dosen ini juga turut menggandeng mahasiswa HI UB, yang diantaranya adalah: Ferdi, Adam, Adhit, Mafri dan Raka selaku ketua tim yang tergabung pada kelompok 2 (fokus dalam pengembangan dan pembinaan Sanggar Tirta Wening) dibawah bimbingan bapak Dr. Anggun Trisnanto Hari Susilo, S. IP., M. IDEA.
Raka sebagai ketua tim kelompok 2 dalam sesi wawancara sempat menceritakan, program yang dijalankan kelompoknya pada PKM Dosen bernamakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) 5 pilar. Lima pilar itu terdiri dari: tidak BAB sembarangan (Stop BABS), mencuci tangan pakai sabun (CTPS), mengelola air minum dan makanan rumah tangga yang aman, pengamanan sampah rumah tangga dengan benar, dan pengamanan limbah cair rumah tangga dengan aman. Program dari kelompok dua ini bertujuan untuk menangani permasalahan lingkungan klasik yang ada disekitar tempat pengabdian. Sebagaimana contoh: fenomena pencemaran sungai yang diakibatkan oleh pembuangan limbah pabrik tahu, masyarakat yang BAK-BAB tidak pada tempatnya, membuang sampah sembarangan, dan masih banyak yang lain. Awalnya rencana spesifikasi PKM Dosen ini adalah memberikan aksi langsung dalam penanganan problematika lingkungan. Namun di kemudian hari rencana tersebut berganti, terlebih setelah melalui proses perbincangan antara Dosen dan Mahasiswa, sehingga beralihlah fokus PKM kepada penerapan serta peningkatan kualitas SDM yang cinta terhadap lingkungan.
Sasaran dalam PKM di Desa Pakis Kembar ini adalah memfokuskan diri kepada siswa-siswi TK dan SD, yang mana anak usia dini dipilih menjadi target dengan tujuan membangun kepekaan mereka terhadap kebersihan-kenyamanan lingkungan serta mengenalkan potensi minat bakat semenjak masa kecil. Sebagaimana penjelasan bu Lia (Pembimbing Eco School) “Disini kami berusaha Orang belajar tapi tidak terasa belajar dan belajar tidak tertekan dan membangun karakter anak sejak dini” di percakapan lain “Ta pikir sanggar ini dari yang masih kecil udah tau potensinya seperti apa, nanti orang tuanya yang menilai. Outputnya ta pikir keselarasan aja si dengan sering koordinasi sama orangtuanya, agar didukung” ujar Hafid, Ketua Sanggar.
Lebih lanjut acara PKM Dosen yang berkolaborasi dengan mahasiswa ini juga disambut positif dan mendapat dukungan dari Kepala Desa setempat, terbukti dengan hadirnya beliau serta turut memberikan sambutan dalam acara penutupan pengabdian. Tim PKM juga membangun mitra kerjasama dengan pihak Startup Buangdisini dalam rangka pembangunan bank sampah. Harapan dari teman-teman mahasiswa untuk masyarakat di Desa Pakis Kembar tentunya berharap semoga penjagaan pilar kebersihan bisa mewarisi tradisi penjagaan lingkungan dan membangun kepekaan masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Disisi lain pendidikan yang sudah diberikan terhadap masyarakat terutama anak-anak usia dini, diharapkan oleh Tim PKM bahwa nantinya mereka bisa menjadi agent of change dalam waktu jangka panjang kedepan dan kegiatan dalam PKM yang telah lalu adalah bagian membangun bibit unggul masyarakat peduli lingkungan.
Selain dari peresmian sanggar, pada hari terakhir acara juga diselenggarakan kegiatan Market Day (Bazar kue tradisonal), dimana jajanan yang dihidangkan dapat dibeli dengan penukaran satu buah botol plastik bekas. Begitupun diadakan berbagai macam lomba untuk siswa-siswi TK dan SD, seperti lomba membaca puisi, menggambar, memilah sampah, dsb. Kemudian PKM yang telah menyelenggarakan banyak kegiatan seperti: bersih-bersih Base Camp, pengkonsepan acara, sampai dengan penyelesaian pembuatan gazebo ternyata memiliki kaitan dengan keilmuan Hubungan Internasional. Ferdi sebagai mahasiswa yang turut berkontribusi dalam PKM Dosen ini menjelaskan bahwa korelasi pengabdian dengan keilmuan Prodi HI adalah terletak pada SDGs United Nations nomor 6: Water and Sanitation. Menurutnya juga dengan pengimplementasian tujuan SDGs ke 6 di Desa itu dapat membawa dampak luar biasa terhadap disiplin ilmu Hubungan Internasional, dan pembahasan itu juga yang akan dijadikannya sebagai sebuah laporan PKM (Alternatif pemilihan mata kuliah wajib selain PKN) yang setara dengan 4 SKS.
Pada akhir acara pihak Sanggar Tirta Wening pun juga turut bahagia dan menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya terhadap Tim PKM Dosen dan para mahasiswa HI UB karena telah memberikan motivasi, bantuan, dan pendampingan yang sangat besar terhadap pendirian serta peresmian Sanggar. “Yang diharapkan dari mahasiswa utamanya pemikiran dan inovasi. Kita open siapa aja yang mau pengabdian, kita open banget, karena kita butuh support itu” Pesan Hafid, lulusan UIN Malik Ibrahim Malang yang mengabdikan diri sebagai Ketua Sanggar Tirta Wening saat ini.
Penulis: Muhammad Azhari Anzar