Kanal24 – Penggunaan galon berbahan polyethylene terephthalate (PET) untuk air minum dalam kemasan (AMDK) dinilai sejalan dengan pengembangan ekonomi sirkular. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO & Co-Founder Pointtrash Adin Putra Perdana dalam keterangan tertulis (8/12/2022).
Menurutnya, galon PET mudah didaur ulang karena sekali pakai, sehingga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan galon isi ulang.
“Kalau melihat isu ekonomi sirkular ini memang galon PET memiliki value (nilai) dibanding dengan galon isi ulang,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ketika sistem ekonomi linier dengan prinsip produksi, penggunaan, dan pembuangan, itu menciptakan krisis sumber daya.
Di sisi lain, menurut prinsip ekonomi sirkular, sirkulasi berada di sisi material, menjadi kekuatan keberlanjutan, karena material tidak lagi diambil langsung dari alam, begitu juga sumber daya mineral dan lain sebagainya.
Adin mengatakan, penggunaan galon isi ulang, berdasarkan hasil kajian BPOM, bahan pengisi mudah membawa bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) ke dalam air mineral, antara lain karena penggunaan berulang.
“Hal ini berbeda dengan senyawa Ethylene Glycol (EG) pada plastik kemasan sekali pakai dari jenis Polyethylene Terephthalate (PET), yang sejauh ini belum ditemukan bukti adanya peluruhan yang mencemari air minum di dalam kemasan galon PET,” ujarnya.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan peduli terhadap galon pakai ulang yang mereka beli agar tetap dalam batas aman.
Ia melanjutkan, masyarakat yang sebelumnya memiliki prinsip produksi, pakai, dan buang bisa bergerak menuju ekonomi sirkular dengan memanfaatkan sampah sebaik-baiknya sehingga menjadi produk yang memiliki nilai.
Sebelumnya Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) telah menyatakan bahwa industri air minum dalam kemasan menggunakan PET akan mampu menghemat biaya produksi hingga Rp1.5 triliun per tahun dikarenakan harga galon guna ulang PET 50 persen lebih murah dibanding galon polikarbonat.