Kanal24, Malang – Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya (UB) memperkuat kompetensi mahasiswa agar sesuai dengan kebutuhan industri. Latar belakang ini dilakukan dengan memperkuat soft skill dan hard skill mahasiswa dengan memperkuat magang bersertifikat bersama mitra berkualitas yang merupakan perusahaan di bidang peternakan. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fapet UB, Prof. Dr. Ir. M. Halim Natsir, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng.
Sebagai dekan Fapet UB periode 2023 hingga 2028, Prof. Halim Natsir mengaku pihaknya memperkuat kerjasama dengan industri peternakan yang besar dan kredibel dengan memberikan magang bersertifikat.
Magang bersertifikat menjadi pilihan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill mahasiswa dalam bidang peternakan. Melalui program magang di perusahaan peternakan yang besar dan kredibel, diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan baru dalam pengelolaan industri peternakan skala besar.
“Kita memang mengharapkan pada saat studinya di luar kampus itu benar-benar mendapatkan ilmu pendampingan dari perusahaan yang berkompeten, jadi akhirnya kita evaluasi, kita tidak mengejar jumlah lagi, tetapi berpikir bagaimana memang mahasiswa ini benar-benar mendapatkan sesuatu,” terang Prof. Halim.
Dengan mengirim mahasiswa ke perusahaan yang besar akan meningkatkan kualitas dan kompetensi mahasiswa Fapet UB. Oleh karena itu, saat ini Fapet UB tidak fokus mengejar jumlah, tetapi fokus pada penguatan kompetensi mahasiswa dalam bidang peternakan.
“Makanya, di dalam ujian MBKM, kita minta mahasiswa itu mendeklarasikan kompetensi apa yang dia dapatkan. Jika memang ada 10, maka disampaikan semua yang ada 10 itu. Masing-masing itu akan diuji,” ujar Prof. Halim.
Pro. Halim menyampaikan bahwa di dalam ujian Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa diminta untuk mendeklarasikan seluruh yang didapatkan dari hasil magang untuk diuji, baik soft skill maupun hard skill.
Prof. Halim mengakui bahwa 90 % selama 4 semester berturut-turut, mahasiswa yang telah magang bersertifikat mengalami peningkatan soft skill maupun hard skill. Selain itu, kalangan industri peternakan mengakui peningkatan kompetensi yang dialami oleh mahasiswa Fapet UB setelah mengikuti program magang bersertifikat.
Menurut Prof. Halim, magang bersertifikat ini mampu meningkatkan skill mahasiswanya karena mengalami permasalahan di lapangan secara langsung. Hal ini berbeda jika mahasiswa hanya belajar di ruang kelas karena saat di kelas, mahasiswa menghadapi permasalahan secara tidak langsung.
Sehingga, melalui magang bersertifikat ini, pihaknya meminta bagaimana mahasiswa secara hard skill mampu menerangkan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan secara menyeluruh, sehingga mahasiswanya bisa melakukan hal tersebut.
Tidak hanya di hard skill, tetapi juga sot skill. Pada skill ini, Fapet UB melihat manfaat yang besar bagi mahasiswa melalui kegiatan magang bersertifikat, contohnya saat mahasiswa diminta oleh perusahaan untuk memimpin rapat hingga mempresentasikan hasil kerjanya. Tentu hal ini memberi efek yang cukup luar biasa.
Dari hasil tersebut, pimpinan Fapet UB akan terus menguatkan program magang bersertifikat sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa pada dunia peternakan. (nid)