Malang, Kanal24 – Auditorium Gedung A Lt.6 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya menjadi saksi dari suksesnya kegiatan Debat Ilmiah Al-Qur’an MTQ UB Ke-16, yang menghadirkan peserta dari berbagai fakultas di Universitas Brawijaya. Dalam kompetisi yang berlangsung selama dua hari ini (26-27/5/2023), peserta ditantang untuk menganalisis kandungan Al-Qur’an dalam bahasa Inggris dan Arab.
Dalam ajang prestisius ini, terdapat tujuh tim yang berkompetisi, dengan masing-masing tim terdiri dari dua orang, diantaranya tim dari FIB, FILKOM, FH, FEB, dan FKG adalah beberapa fakultas yang ikut serta dalam kompetisi ini, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para mahasiswa.
Ustadz In’amul Wafi, M.Ed, salah satu juri dalam Debat Ilmiah Al-Qur’an, mengungkapkan keunikan cabang debat ini. Menurutnya, debat ini berbeda dengan cabang debat lainnya yang biasanya berfokus pada logika dan data. Dalam konteks debat ilmiah Al-Qur’an, peserta harus menggunakan landasan studi Islam, seperti Al-Qur’an, hadis, sunnah, pandangan cendekiawan Muslim, dan opini para ilmuwan Muslim.
Juri Lomba Debat Ilmiah Al-Qur’an, Ustadz In’amul Wafi. M.Ed dan Ustadz Ridwan Nurdin M.Pd (Agustina/Kanal24)
Ustadz In’amul Wafi juga menjelaskan bahwa kriteria penilaian dalam debat ini menekankan perilaku peserta, termasuk cara mereka meminta dan menerima Points of Information (POI), serta cara mereka menyampaikan kandungan ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi. Selain itu, pengetahuan peserta dalam memahami dan mengaplikasikan argumen berdasarkan hukum Islam (fiqih), ayat-ayat Al-Qur’an, serta pandangan cendekiawan Muslim yang disinkronkan dengan logika modern juga menjadi faktor penilaian penting.
“Kriteria penilainnya yang kita highlight adalah manner, yaitu perilaku peserta debat. Seperti perilakunya untuk minta POI, atau menerima POI, perilakunya dalam menyampaikan kandungan ayat Al Quran, atau Hadist Nabi menjadi poin yang kita nilai, dan yang penting juga adalah knowledge atau isi dari debat itu dimana argumennya Based on Islamic Yuridis Prudance,” jelas Ustadz In’amul Wafi.
Peserta Debat Ilmiah Al-Qur’an (Agustina/Kanal24)
Dalam kesempatan ini, Ustadz In’amul Wafi merasa bersyukur atas antusiasme yang tinggi dari mahasiswa. Jumlah peserta meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya memiliki jumlah peserta yang sedikit.
Ia berharap agar semangat dalam mengkaji argumen berdasarkan Al-Qur’an dan hadis Nabi semakin intens di masa yang akan datang. Selain itu, Ustadz In’amul Wafi juga berharap agar UKM FORMASI, sebuah unit kegiatan mahasiswa di Universitas Brawijaya, dapat berpartisipasi dalam kompetisi debat Al-Qur’an ini. Dukungan dari Rektorat dan pihak Kemahasiswaan juga sangat diharapkan untuk lebih menggali potensi mahasiswa dalam bidang ini. (din)