KANAL24, Malang – Dalam era modern ini, globalisasi menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, pola hidup masyarakat Indonesia beralih ke arah modern. Hal ini mengakibatkan kebudayaan lama tergeser oleh kebudayaan asing sehingga membentuk kebudayaan baru di masyarakat Indonesia. Hal inilah yang menjadikan budaya kita suatu saat akan punah jika kita tidak terus melestarikannya. Salah satu penyebabnya, yaitu kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaan daerahnya. Salah satu contohnya adalah batik.
Pada zaman modern saat ini perlu adanya perhatian khusus agar batik yang menjadi ciri khas dan kebanggan bangsa Indonesia tidak punah, yaitu dengan mengikuti trend fashion di era globalisasi. Hal ini melatarbelakangi lima orang mahasiswa Universitas Brawijaya untuk melestarikan batik agar mendapatkan popularitas kembali di kalangan muda melalui pakaian sehari-hari. Lima mahasiswa tersebut adalah Riko Nur Yuliansyah (Kedokteran Gigi 2022), Tegar Imanu Setia Adi (Kedokteran Gigi 2022), Najma Arsya Karima (Kedokteran Gigi 2022), Sifa’ Nuzulus Sakinah (Kedokteran Gigi 2021), dan Rendi Rendika Febrian (Kewirausahaan 2020).
“Kami melihat batik kan sudah menjadi warisan budaya Unesco dan saat ini varian batik sangat banyak sehingga dibutuhkan langkah untuk melestarikan di kalangan anak muda,” kata Riko.
Dengan bimbingan oleh drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM, tim PKM-K ini telah berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. “Ide awal inovasi kami ini adalah kami ingin generasi muda Indonesia bisa lebih nama merek “SANISKARA”. Kata “Saniskara” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna “segalanya”,” sebut Riko sebagai ketua tim. Saniskara sendiri mengaplikasikan motif batik Girilayu yang berasal dari Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada produk fashion inovasinya.
Alasan dipilihnya motif batik Girilayu adalah karena batik Girilayu memiliki sejarah yang berkesan khususnya bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar. Salah satu motif yang paling ditonjolkan dari Batik Girilayu yaitu Batik Tri Dharma. Motif batik ini merupakan gambaran dari Monumen Tugu Tri Dharma yang dibangun untuk memperingati perjuangan Raden Mas Said dari Mataram dalam melawan Belanda.
“Motif Girilayu ini memiliki sejarah sehingga kami pilih untuk saat ini agar dikenal juga oleh generasi sekarang,” lanjut Riko.
Dengan rancangan inovasi ini, tim Saniskara bermaksud untuk melestarikan motif batik Girilayu dan bekerja sama dengan para perancang busana dan penjahit lokal melalui produk Saniskara. “Saat ini kami sudah memproduksi oversized tee dengan mengadaptasikan motif batik Girilayu pada kaos Saniskara, dan tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya kami akan menambah jenis produk kami, seperti kemeja, blazer, varsity jacket, bahkan hingga baju koko dan tunik,” pungkas Koko. (sdk)