Kanal24, Malang – Prof. Andriani Kusumawati, S.Sos., M.Si dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Pemasaran pada Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Prosesi pengukuhan dilaksanakan Selasa (16/1/2023) di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya. Ia menjadi sebagai Profesor aktif ke 13 di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan ke 202 di UB.
Dosen Pemasaran Departemen Administrasi Bisnis FIA yang telah mengabdi di UB sejak 2002 ini membuat konsep Food Selfie-posting Citizenship Behavior untuk mempromosikan city branding melalui wisata gastronomi di era digital.
Dalam orasi pengukuhan profesornya, Andriani menjelaskan bahwa gastronomi adalah proposisi nilai untuk menarik wisatawan. Oleh karena itu, peran ekstra dan sukarela dari konsumen dengan budaya food selfie-posting perlu dimanfaatkan ke arah yang positif untuk mempromosikan dan memposisikan diri sebagai bagian dari city branding.
Hal ini dilakukan dengan menunjukkan nilai dan pengalaman dari makanan serta masakan populer yang dimiliki, yang merupakan bagian dari identitas budaya.
Namun, masih sedikit perhatian dalam konteks wisata gastronomi yang mengkaji food selfie-posting citizenship behavior yang berdampak positif bagi orang lain, khususnya membantu perusahaan serta tidak hanya menonjolkan sisi negatif secara individual konsumen itu sendiri seperti narsisme, eksibisionisme dan self-esteem.
Dengan latar belakang di atas serta mempertegas value co-creation antara konsumen dan perusahaan, Prof. Andriani berupaya menjembatani kesenjangan tersebut dengan mengajukan model kolaborasi konsep food selfie-posting behavior melalui media sosial dengan konsep customer citizenship behavior pada konteks wisata gastronomi yang diberi nama Food Selfie-posting Citizenship Behavior (FSPCB).
“Model ini nantinya akan membantu pihak-pihak yang terlibat dalam memasarkan pariwisata dan mem-branding kotanya dengan menonjolkan sisi unik destinasinya melalui gastronomi yang disajikan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan,” ungkap lulusan doktoral business administrative University Of Wolongong Australia ini.
Meski demikian Andriani mengungkapkan bahwa kelemahan gagasan ini yaitu penerapannya membutuhkan kesesuaian industri yang digunakan, meskipun dimungkinkan model ini diterapkan pada bentuk wisata yang lain selain gastronomi ataupun industri yang lain selain pariwisata.
Dibutuhkan beberapa penyesuaian terhadap implementasinya karena setiap industri memiliki ciri unik yang berbeda. Jika konsep ini diterapkan daya tarik promosi yang ditawarkan akan berdampak signifikan. (din/skn)