KANAL24, Malang – Kalau kita cermati bahwa Al-Qur’an itu sepertiganya adalah berisi panduan akhlak, kemudian sisanya menjelaskan hukum, selebihnya adalah berisi sejarah dan kehidupan namun keseluruhan isinya pada akhirnya adalah bermuara pada terciptanya dan terwujudnya akhlaq mulia di tengah-tengah kehidupan manusia. Akhlak adalah poin penting yang disampaikan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia dalam mengelola kehidupan di muka bumi.
Pondasi dari masyarakat itu adalah akhlak, makanya Nabi Muhammad SAW dalam membangun bangsanya untuk jadi lebih baik dengan menanamkan akhlak yang baik pada umatnya. Sebagaimana dalam sebuah ungkapan syair dari ahmad asy syauqi :
Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah umat (bangsa) itu._
Bahkan puncak dari tugas kenabian adalah terciptanya akhlaq mulia di tengah-tengah kehidupan manusia. Sebagaimana sabda Nabi :
“Sungguh aku di utus untuk menyempurnakan budi luhur.” (HR Muslim).
Akhlaq menjadi kunci kemuliaan seorang manusia dan suatu kaum. Perhatikan bagaimana nabi Muhammad saw mulia kedudukannya di tengah-tengah manusia sebab akhlaqnya hingga musuh pun sangat percaya pada nabi hal ini terbukti saat mereka dikumpulkan di bukit shafa oleh Nabi yang kemudian di protes oleh Abu Lahab. Selain daripada itu bahkan bangsa arab pun menjadi terhormat diantara bangsa lainnya bil khusus suku quraisy sebab ada seorang pemuda hebat yang terkenal karena akhlaq terpercayanya, sehingga mendapatkan gelar al amiin, sebuah gelar kehormatan tertinggi dan tidak pernah diberikan kepada siapapun sebelumnya.
Hingga Allah memuji nabi dengan sebutan pemilik akhlaq yang agung
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam[68]: 4).
Bahkan sayyidatina aisyah mengatakan bahwa akhlaq nabi itu adalah akhlaq alquran. Yaitu semua apa yang termaktub dalam alquran tentang akhlaq benar-benar terwujudkan, terimplementasikan dalam perilaku keseharian nabi muhammad saw.
Sesungguhnya turunnya alquran (nuzulul quran) adalah turunnya panduan akhlaq bagi manusia sekaligus contoh teladan yang langsung dipraktekkan oleh Rasulullah saw ssbagai bentuk implementasi nilai-nilai yang diajarkan dalam alquran sehingga alquran tidak akan lagi dinilai sebagai sekumpulan teori akhlaq kebaikan yang sangat ideal dan tidak membumi oleh para pencacinya. Yach…? Keberadaan nabi yang ummiy (tidak bisa baca tulis) namun sangat indah akhlaqnya dan diakui oleh siapa saja pada masa itu sebenarnya adalah untuk menundukkan pikiran manusia agar bersedia percaya atas kebenaran dan kemukjizatan alquran yaitu sebagai panduan aplikatif dalam menjalani kehidupan.
Inilah maksud diturunkannya al quran secara tanzil, yaitu diturunkan secara berangsur-angsur — (setelah proses inzal, jumlatan waahidatan) —- melalui malaikat Jibril untuk menjawab berbagai persoalan manusia dan meneguhkan hati nabi dan ummatnya saat itu. Artinya bahwa al Quran diturunkan sebagai solusi berbagai persoalan kemanusiaan. Agar manusia dapat hidup secara beradab dan bahagia. Hidup beradab manakala akhlaq yang diajarkan oleh islam melalui konstruksi nilai adab dalam alquran diterapkan dalam kehidupan.
Jika manusia ingin hidupnya dan kehidupannya baik dan mulia maka hadirkan adab dan Akhlaq yang mulia dalam seluruh aspek kehidupan. Akhlaq terhadap dirinya, terhadap orang tua, guru, orang lain, lingkungan, alam sekitar. Demikian pula akhlaq dalam menjalankan kekuasaan, mengelola masyarakat dan terlebih akhlaq dalam berhubungan dengan Allah swt. Semua itu dijelaskan oleh Allah swt dalam al Qur-anul Kariim dengan sangat gamblang dan lengkap.
Sayangnya manusia modern sudah banyak yang melupakan masalah adab dan akhlak, akibatnya banyak kemungkaran, kekejian perilaku, perseteruan, perdebatan, dan permusuhan. Manakala manusia meninggalkan nilai adab dan menjauhkan diri dari akhlaq yang baik maka manusia menjadi tidak beradab dan lahirlah realitas kehidupan tanpa peradaban. Saat yang telah berkembang adalah akhlaq yang rusak maka hancurlah suatu bangsa. Demikianlah yang pernah terjadi pada negeri-negeri yang telah dihancurkan/dibinasakan (al muhlikaat, al mu’tafikat) oleh Allah swt karena rusaknya akhlaq mereka dengan meninggalkan jauh aturan Allah dalam kehidupan mereka.
Memperingati turunnya al Quran (nuzulul quran) sejatinya adalah memperingati turunnya pedoman akhlaq mulia bagi manusia agar kehidupannya menjadi mulia dan terhormat.
Semoga Allah swt menjaga dan tetap menanamkan akhlak baik pada diri kita, keluarga dan ummat ini agar bangsa ini mendapatkan ampunan dan ridhoNya menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Sebuah negeri yang menjaga adab berbangsa sehingga menjadi negeri yang beradab. Aamiiiiiin…..
Penulis Akhmad Muwafik Saleh. Dosen Fisip UB dan motivator