KANAL24, Jakarta – Maskapai penerbangan nasional, Sriwijaya Air mengaku cukup selektif dalam menyelenggarakan penerbangan tambahan (Extra Flight) untuk masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2019. Hal itu bertujuan untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian, salah satunya akibat penurunan Tarif Batas Atas (TBA) yang diberlakukan regulator.
“Kalau kami adakan extra flight kami rugi karena cuma satu kaki, pergi (penumpang) penuh, pulang kosong. Kami selektif,” ujar Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adriaan Saul dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (29/5/2019)
Joseph mengungkapkan, pada periode mudik lebaran 2018, Sriwijaya Air masih menyediakan 125 ribu kursi tambahan. Namun untuk tahun ini, Sriwijaya sengaja membatasi jumlah extra flight karena ingin agar biaya operasional bisa ditekan serta pendapatan dapat dioptimalkan, terlebih juga karena target pendapatan perusahaan yang cukup tinggi tahun ini, yaitu mencapai Rp350 miliar.
“Kami hanya menambah extra flight untuk rute Samarinda – Surabaya pada periode libur lebaran tahun ini. Penambahan tersebut dilakukan untuk melayani pemesanan berlebih (over booking) penumpang,” tuturnya.
Sementara itu terkait dengan penurunan TBA, Joseph menyebut potensi kerugian mencapai 15 persen. Perseroan, pun Menyiasati turunnya pendapatan dari tiket pesawat dengan meningkatkan penerimaan tambahan (ancillary revenue). Langkah ini diharapkan bisa setidaknya menutup 5 hingga 10 persen pendapatan yang hilang.
“Misalnya dengan memperketat pengenaan biaya kelebihan bagasi. Saat ini, bagasi berbobot 15 kilogram (kg) bebas biaya. Jika bagasi lebih 1 kilogram saja dari 15 kg, langsung kami kenakan biaya,” tegasnya.
Selain itu, maskapai juga akan mempromosikan makanan yang bisa dipesan penumpang. Kemudian, maskapai juga akan menawarkan kursi premium ekonomi yang harganya di atas kelas reguler bagi penumpang yang ingin merasakan kenyamanan lebih.
“Kami juga melakukan efisiensi dengan menyesuaikan pelayanan. Salah satunya dengan meniadakan fasilitas lounge bagi penumpang serta tak lagi memberikan koran secara gratis,” jelasnya.
Sementara itu dari sisi operasional, Sriwijaya Air juga akan menutup rute-rute yang merugi karena sepi penumpang, dimana sebelum tarif batas atas dipangkas, maskapai memberlakukan subsidi silang dari pendapatan rute-rute yang padat ke rute-rute yang sepi.
“Rute-rute yang akan ditutup masih dikaji, namun beberapa rute yang berpotensi ditutup di antaranya rute ke Bau-bau (Sulawesi Tenggara) dan Merauke (Papua),” pungkasnya. (sdk)