Kanal24, Malang – Kampoeng Heritage Kajoetangan kembali mendapat kunjungan dari Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) RI pada Minggu (28/7/2024) Event ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Promosi Desa Wisata ‘Beli Kreatif Desa Wisata’ (Beti Dewi) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf pada tanggal 27-28 Juli 2024.
Sebagaimana diketahui, Program Promosi Desa Wisata ‘Beli Kreatif Desa Wisata’ (Beti Dewi) merupakan inisiatif penting yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mendorong pengembangan dan promosi desa-desa wisata di seluruh Indonesia. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui ekonomi kreatif. Dengan memperkenalkan potensi wisata yang unik dan menarik di berbagai desa, Beti Dewi berupaya menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi bagi penduduk setempat, serta melestarikan budaya dan tradisi lokal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, turut hadir dalam event tersebut. Beliau mengungkapkan bahwa angka wisatawan mancanegara mengalami peningkatan yang cukup tinggi, bahkan melampaui target. Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian kunjungan wisata, Kemenparekraf melakukan berbagai upaya promosi untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Kita tak hanya fokus pada kuantitas, tapi juga pada meningkatkan lama tinggal dan belanja pada ekonomi lokal. Jika target wisatawan mancanegara sudah terlampaui, maka kita harus bekerja keras untuk wisatawan nusantara. Target kita untuk tahun 2024 ini adalah 1,2 hingga 1,5 miliar pergerakan wisatawan nusantara. Program Beti Dewi ini adalah salah satu cara untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara,” ujar Sandiaga.
Sebagai contoh, Sandiaga menyoroti Kota Malang dengan wisata heritage Kayutangan yang menjadikan kota ini sebagai destinasi favorit wisatawan nusantara. “Kota Malang selalu penuh saat liburan, dan sekarang Kampoeng Heritage Kajoetangan ini kunjungannya sudah melebihi 20 ribu per bulan. Ini sangat membantu pencapaian target wisatawan nusantara. Kota Malang sangat bagus dan tidak ada kendala,” ungkapnya.
Namun, Sandiaga juga menyadari bahwa kunjungan wisata di beberapa wilayah seperti Indonesia Timur dan Sumatera masih menghadapi kendala, salah satunya adalah harga tiket yang mahal. “Kita sedang mencari solusi, targetnya harga tiket akan turun sekitar 10 persen,” tambahnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan apresiasi kepada Kemenparekraf yang telah menjadikan Kayutangan sebagai lokasi penyelenggaraan pendampingan bagi desa wisata. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan pembekalan bagi SDM pengelola desa wisata dan pokdarwis agar dapat meningkatkan promosi berbagai potensi wisata di wilayah masing-masing, salah satunya dengan penyusunan paket wisata,” ujarnya.
Wahyu menambahkan bahwa kunjungan wisata di Kota Malang sangat didukung oleh Kampoeng Heritage Kajoetangan yang menarik banyak wisatawan. Selain itu, Kayutangan juga berkontribusi dalam mengantarkan Kota Malang meraih Predikat Kota Terbaik I Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tingkat Nasional.
Event ini juga menjadi mini showcase bagi 10 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur, seperti Desa Wisata Ketapanrame (Kab. Mojokerto), Desa Wisata Semen (Kabupaten Blitar), Desa Wisata Purwodadi (Bowele, Kab. Malang), Desa Wisata Lon Malang (Kab. Sampang), Desa Wisata Sumberwringin (Kab. Bondowoso), Desa Wisata Sanankerto Turen (Kab. Malang), Desa Wisata Wonokitri (Kab. Pasuruan), Desa Wisata Bejijing (Kab. Mojokerto), Desa Wisata Pandean (Kab. Trenggalek), dan tentunya Kampoeng Heritage Kajoetangan (Kota Malang).
Event yang dihadiri oleh pokdarwis, perangkat daerah pemangku pariwisata, Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Jawa Timur, berbagai online travel agent, dan organisasi pelaku wisata lainnya ini sekaligus menjadi ajang pameran produk unggulan dari 10 desa wisata terbaik di Jawa Timur.