Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan program East Java International Student Experience dari hari Selasa sampai Kamis (06-08/08/2024). Acara ini merupakan bagian dari upaya UB untuk memberikan pengalaman akademik, sosial, dan budaya kepada mahasiswa asing yang sedang studi di Indonesia. Salah satunya dengan mengajak mahasiswa asing mengunjungi Kampung Keramik yang ada di Dinoyo, Malang.
Aulia Luqman Aziz, S.S., S.Pd., M.Pd., Koordinator Kerjasama untuk wilayah Asia Tenggara dan Afrika, menyampaikan kepada Kanal24 pada Rabu (07/08/2024), “Program East Java International Student Experience tidak memiliki tema khusus, namun tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman yang mendalam kepada mahasiswa asing mengenai kultur akademik, sosial, budaya, serta wisata di Jawa Timur, khususnya di kota Malang dan Batu.”
Pada hari Rabu, kegiatan diawali dengan kuliah umum bertema “Building a Business” yang disampaikan oleh dua narasumber. Narasumber pertama adalah Muhammad Jawa, seorang mahasiswa asing UB yang juga dosen di University of The Gambia. Narasumber kedua adalah Deta Alfrian Fajri, dosen dari Fakultas Ilmu Administrasi UB.
Setelah kuliah umum, peserta diajak untuk mengunjungi Kampung Wisata Keramik Dinoyo. Di sini, mereka mempelajari tentang industri keramik serta cara melukis keramik. Koordinator Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Pak Syamsul Arifin, memberikan materi dan menunjukkan proses produksi keramik kepada para peserta.
Kegiatan hari ini ditutup dengan kunjungan ke Kayu Tangan Heritage, sebuah kawasan bersejarah di Malang yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Aulia menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari target kinerja internasional office UB, yaitu untuk mendatangkan lebih banyak mahasiswa asing berkuliah di UB. Mahasiswa asing yang berpartisipasi dalam program ini berasal dari berbagai universitas di Indonesia, termasuk di Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Kediri), Jawa Tengah (Semarang, Solo), Jawa Barat, dan Jakarta. Mereka berasal dari 13 negara, termasuk dari Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Barat, dan Eropa.
“Beberapa peserta belum pernah ke Malang sebelumnya, jadi ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka. Mereka mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi kultur akademik, sosial, budaya, dan wisata di kota Malang dan Batu,” ujar Aulia.
Selain mendapatkan pengalaman baru, para peserta juga memiliki kesempatan untuk membangun jaringan internasional. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk membangun hubungan lintas negara dan perguruan tinggi.
“Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi mereka untuk membangun networking, karena mereka berasal dari berbagai negara dan universitas,” tambah Aulia.
Aulia menyampaikan harapannya bahwa melalui program ini, jumlah mahasiswa asing yang masuk ke UB melalui jalur non-gelar akan semakin bertambah. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat meningkatkan jumlah mahasiswa non-gelar dari luar negeri di UB, dan juga mencapai target kinerja yang ditetapkan oleh universitas.”
Dengan kegiatan ini, Universitas Brawijaya menunjukkan komitmennya dalam memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa asing serta memperkuat posisi Malang sebagai salah satu destinasi studi dan wisata di Indonesia. (nid/lun)