Kanal24, Malang – Asosiasi Spesialis Administrasi Publik (ASPA) Indonesia bersama Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Reformasi Kelembagaan dan Birokrasi Melalui Transformasi Tata Kelola Pemerintahan Menuju Indonesia Emas 2045.” Diskusi ini berlangsung pada Selasa (08/10/2024) di Lantai 2 Gedung B FIA UB, dengan tujuan memperkuat visi pembangunan nasional Indonesia melalui tata kelola pemerintahan yang progresif dan terstruktur.
Dekan FIA UB, Prof. Drs. H. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D menyampaikan pentingnya kolaborasi untuk mempercepat tercapainya tujuan reformasi kelembagaan yang efektif. “Saat ini kita memasuki tahap ketiga dalam roadmap reformasi birokrasi yang dimulai sejak 2010, dengan target menuju 2025. Transformasi ini kita susun agar birokrasi Indonesia dapat menjadi lebih dinamis, sejalan dengan target Indonesia untuk menjadi negara berkelas dunia di tahun 2045,” ujar Prof. Andy.
Lebih lanjut, Prof. Andy menjelaskan bahwa desain reformasi yang disusun pada 2010 oleh para ahli di bidang ini telah memberikan landasan kuat bagi reformasi birokrasi di Indonesia. Namun, tantangan terbesar adalah memastikan agar roadmap reformasi yang telah disusun tetap relevan dan dapat diimplementasikan oleh berbagai kabinet dan lembaga di masa depan, tanpa bergantung pada pergantian kepemimpinan.
“Target jangka panjang ini menuntut kita untuk fokus pada indeks-indeks kinerja, seperti indeks persepsi korupsi dan indeks pembangunan manusia, yang saat ini masih belum ideal. Misalnya, indeks persepsi korupsi Indonesia saat ini masih rendah dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya. Jika ingin mencapai visi Indonesia Emas 2045, reformasi kelembagaan kita harus mampu memperbaiki indikator-indikator ini secara berkelanjutan,” tambahnya.
Kegiatan FGD ini diawali dengan agenda Kongres ASPA (Asosiasi Spesialis Administrasi Publik) Indonesia, sebagai bagian dari upaya kolaboratif untuk menghidupkan kembali peran ASPA dalam dunia administrasi publik.
Ketua Pelaksana kegiatan, Endry Putra, S.I.Kom., M.I.Kom., menjelaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk menyusun struktur organisasi ASPA Indonesia yang baru serta membahas kontribusi nyata asosiasi ini dalam mendukung reformasi birokrasi di Indonesia.
“Acara ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu Kongres ASPA Indonesia dan FGD Expert Meeting. Pada Kongres ASPA, kami bertujuan mengaktifkan kembali peran ASPA yang sebelumnya tidak aktif, sekaligus memperbarui struktur organisasi. Sementara itu, dalam sesi FGD Expert Meeting, para akademisi dan praktisi akan berdiskusi mengenai konsep reformasi birokrasi yang ideal untuk Indonesia ke depannya,” jelas Endry.
Selain itu, Endry menegaskan pentingnya peran ASPA Indonesia sebagai wadah bagi para ilmuwan dan praktisi di bidang administrasi publik. “ASPA Indonesia diharapkan bisa menjadi sumber pemikiran yang relevan dan kontributif dalam kebijakan publik, terutama terkait reformasi birokrasi dan manajemen administrasi publik. Kami berharap keberadaan ASPA Indonesia tetap bertahan dan berkontribusi secara nyata bagi bangsa,” tambahnya.
Dengan adanya diskusi ini, FIA UB dan ASPA Indonesia berharap mampu mendorong reformasi birokrasi yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Komitmen ini sejalan dengan harapan menuju Indonesia Emas 2045, di mana birokrasi yang dinamis, transparan, dan kompeten dapat mendukung Indonesia untuk bersaing di tingkat internasional, khususnya di kawasan ASEAN.
Acara ini menjadi wadah yang strategis bagi akademisi, praktisi, dan pemerintah untuk bersama-sama merumuskan langkah-langkah nyata dalam perwujudan tata kelola pemerintahan yang ideal bagi Indonesia di masa depan. (nid/una)
Comments 1