KANAL24, Malang – Pondok Pesantren (Ponpes) menjadi salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang mana santri menjadi salah satu peran memerdekakan Indonesia. Hal tersebut disebutkan oleh K.H. Reza Ahmad Zaid dari Ponpes Lirboyo Kediri pada kegiatan Tabligh Akbar Hari santri Nasional 2024. Adapun acara ini diselenggarakan oleh Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (UB) dan Pusat Pembinaan Agama (PPA) UB, yang dilaksanakan pada Selasa (29/10/2024) yang berempat di Masjid Raden Patah UB.
Gus Reza sapaan akrabnya menjelaskan bahwa santri memiliki peran dalam membentengi dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pada tanggal 22 Oktober 1945 K.H. Hasyim Asy’ari menggelorakan resolusi jihad yang isinya seruan dan fatwa wajib pada masyarakat terkhusus Surabaya dan sekitarnya untuk membentengi dan menolak masuk penjajah ke Indonesia. Hal tersebut didengar seluruh Ponpes dan mulai sejak itu santri memiliki peran dalam mempertahankan Indonesia.
“Yang namanya fatwa dari Kyai, santri harus patuh dan ikut dalam membentengi dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan tentu keberkahan selalu menyertai para pejuang kita” ucapnya.
Baca Juga : Masjid Raden Patah UB Perkuat Jejaring Asosiasi Masjid Kampus Indonesia
Gus Reza kembali menjelaskan bahwa mengapa hari santri? bukan hari kyai?, karena sebesar apapun kiyai pasti akan selamanya menjadi santri. Yang mana, awal mula seorang guru atau kiyai pasti memulai belajar dari menjadi seorang santri. Dalam penjelasannya ia mengatakan bahwa sahabat Rasulullah Ali Bin Abi Thalib mengatakan bahwa ‘sekali saya diajari meski satu huruf oleh seseorang saya selamanya menjadi muridnya’ dan hal tersebut diikuti oleh santri. Ia menyampaikan bahwa pada era saat ini ingat pada guru maupun kiyai sudah mulai luntur. Lantas ia mengatakan bahwa mengingat dan menghormati guru atau kyai jangan pernah lupa karena menjadi bukan hanya ilmu dan wawasan yang didapat, tetapi barokah juga.
Baca Juga : Sukses Digelar, GBQN Ke-10 Pecahkan Rekor Peserta
“Saat ini sudah mulai luntur terutama dibidang akademik dalam mengingat guru atau kyai, karena bukan hanya ilmu yang kita dapat tetapi juga barokahnya” tegasnya.
Sementara itu, Misbahuddin Azzuhri, SE., M.M selaku Sekretaris Masjid Raden Patah menjelaskan bahwa kegiatan Tabligh Akbar ini kolaborasi antara Masjid Raden Patah dan PPA UB pastinya untuk meningkatkan keimanan bagi mahasiswa. Tetapi juga ingin mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan agama yang diperuntukan bagi mahasiswa dan civitas akademika UB. Ia pun berharap kolaborasi kegiatan untuk terus bersambung bukan hanya kegiatan keagamaan tetapi kegiatan lain yang menunjang pembinaan potensi dan karakter mahasiswa.
“Kami berharap kegiatan lebih intensif yang terprogram untuk mendukung mahasiswa UB bukan hanya dari keilmuan tetapi juga dari sisi spiritual juga” ujar Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB ini.(haq)