Kanal24, Malang – Dekranasda Fest 2024 sukses digelar pada Jumat hingga Sabtu (20-21/12/2024) di Sengkaling, Kabupaten Malang. Acara yang mengusung misi memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini sekaligus memperingati Hari Ibu. Festival ini menjadi ajang memamerkan produk unggulan daerah, seperti batik, makanan, minuman, hingga desain busana karya perajin lokal.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, M. Nur Fuad Fauzi, M.T., menyampaikan bahwa Dekranasda Fest dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap potensi UMKM Kabupaten Malang. “Kami ingin menumbuhkan UMKM di Kabupaten Malang, baik dari klub-klubnya maupun produk makanan dan minuman. Acara ini kami gelar agar masyarakat mengenal produk-produk unggulan UMKM lokal,” ujarnya.
Dekranasda Fest 2024 tidak hanya menampilkan produk UMKM, tetapi juga melibatkan berbagai komunitas lokal, seperti komunitas batik dan komunitas kuliner. Beberapa desainer lokal turut memamerkan koleksi busana berbahan batik, menampilkan inovasi yang menggabungkan unsur tradisional dan modern.
“Batik tidak hanya untuk acara formal, tapi bisa dikembangkan menjadi busana kebaya atau pakaian kasual. Kita ingin menunjukkan bahwa batik mampu menjangkau semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” tambah Fuad.
Salah satu ikon yang menjadi perhatian adalah Batik Garudeya, motif khas Kabupaten Malang yang terinspirasi dari relief Garudeya di Candi Kidal. Batik ini telah dipatenkan sebagai warisan budaya lokal dan menjadi kebanggaan daerah. “Motif Garudeya ini bisa dirangkai dengan berbagai warna dan desain kreatif, menjadikannya fleksibel untuk berbagai kebutuhan,” jelas Fuad.
Salah satu daya tarik utama dalam Dekranasda Fest 2024 adalah penampilan para peraga dari Jokororo Kabupaten Malang, yang merupakan role model bagi Kabupaten Malang. Perwakilan Jokororo, Joko Muhammad Fahmi, turut memberikan pandangannya tentang acara ini.
“Dalam acara ini, kami berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk memajukan kerajinan lokal, terutama batik. Menurut saya, batik adalah identitas Indonesia yang memperlihatkan keunikan motif dari tiap daerah, termasuk motif Garudeya khas Kabupaten Malang,” ungkap Fahmi sebagai Joko asal Poncokusumo.
Dalam acara ini, Jokororo melibatkan sepuluh peraga yang memperagakan koleksi batik khas Kabupaten Malang. Joko juga menjelaskan bahwa timnya menjalani latihan mandiri untuk mempersiapkan pose dan gaya yang sesuai. “Jokororo dipilih karena merupakan role model Kabupaten Malang. Harapan kami, melalui acara ini, motif khas seperti Batik Garudeya dapat semakin dikenal luas, menjadi identitas sekaligus ciri khas Kabupaten Malang,” tambahnya.
Dekranasda Fest juga menjadi sarana promosi untuk UMKM Kabupaten Malang yang telah berhasil menembus pasar internasional. Disperindag bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk memberikan dukungan tambahan kepada pelaku UMKM, termasuk pelatihan dan akses ke pasar global.
“Kami berharap UMKM Kabupaten Malang semakin banyak yang naik kelas. Saat ini, sudah ada beberapa yang berhasil ekspor dan terus berkembang,” kata Fuad.
Pemilihan Sengkaling sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan. Sebagai salah satu destinasi wisata yang strategis, Sengkaling menjadi titik persinggahan wisatawan yang menuju Batu atau Malang. “Akhir tahun banyak wisatawan melewati jalur ini, sehingga Dekranasda Fest diharapkan menarik perhatian tidak hanya warga lokal, tapi juga pengunjung dari luar daerah,” tutur Fuad.
Dekranasda Fest 2024 mendapat respons positif dari masyarakat dan wisatawan. Produk UMKM, terutama Batik Garudeya, menjadi favorit pengunjung. Dengan keberhasilan acara ini, Kabupaten Malang semakin optimis memajukan sektor UMKM sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
“Ke depan, kami berharap Dekranasda Fest terus menjadi wadah inovasi, kolaborasi, dan promosi UMKM Kabupaten Malang,” tutup Fuad. (nid/neo)