Kanal24, Malang – Upaya pelestarian lingkungan terus digalakkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah Program Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA) Kabupaten Pasuruan tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Cempaka Foundation.
Program ini bertujuan untuk melindungi hutan sebagai sumber kehidupan serta menjaga kualitas daerah tangkapan air demi keberlanjutan lingkungan. Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2018, program ini telah menjadi agenda tahunan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk mitra dari sektor perusahaan.

Program KHDTA 2025 mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan. Selain itu, lebih dari 20 perusahaan turut berpartisipasi dalam inisiatif ini, di antaranya PT Sorini Agro Asia Corporindo, PT PLN Indonesia Power UBP Grati, PT Air Bersih Jawa Timur, PT Phillips Seafood Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Sinar Sosro KPB Pandaan, dan berbagai perusahaan lainnya.
Pada tahun ini, program berhasil menanam sebanyak 15.976 pohon di lima desa, yakni Desa Puspo, Desa Ngadiwono, Desa Dayurejo, Desa Jatiarjo, dan Desa Sukoreno. Selain itu, penanaman juga dilakukan di empat Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Petung-Rejoso, DAS Kedunglarangan, DAS Welang, dan DAS Bangkok, serta tiga pegunungan utama, yaitu Pegunungan Bromo, Pegunungan Arjuno-Welirang, dan Pegunungan Penanggungan.
Adapun jenis tanaman yang ditanam memiliki fungsi beragam. Beberapa tanaman seperti bambu, beringin, sukun, bendo, dan eucalyptus berperan dalam pelestarian sumber mata air. Tanaman lokal seperti genitri, kesek, kayu manis, dan bendo ditanam untuk menjaga keanekaragaman hayati. Sementara itu, untuk agroforestri, program ini menanam alpukat, durian, kopi, nangka, sawo, dan petai yang tidak hanya mendukung pelestarian hutan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Direktur Cempaka Foundation, Sarifudin Lathif, menjelaskan bahwa program KHDTA tidak hanya sebatas prosesi penanaman, tetapi juga mencakup tahap pemantauan dan evaluasi. “Program ini tidak hanya sebatas menanam pohon, tetapi juga dilakukan monitoring dua kali dengan aplikasi Bumi Baik sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat,” ujar Sarifudin.
Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan program KHDTA. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra dan perusahaan yang telah mendukung. Semoga sinergi ini terus berlanjut demi memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.
Pentingnya Konservasi Hutan
Hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Selain berfungsi sebagai paru-paru bumi yang menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, hutan juga merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Namun, ancaman deforestasi dan perubahan iklim membuat konservasi hutan semakin krusial.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan dan masyarakat, sangat diperlukan dalam menjaga kelestarian hutan. Dengan keterlibatan aktif mereka, program konservasi seperti KHDTA tidak hanya dapat melindungi sumber daya alam tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Konservasi Daerah Tangkapan Air
Daerah tangkapan air berperan penting dalam memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Wilayah ini berfungsi untuk menyerap, menyimpan, dan mendistribusikan air hujan ke berbagai sumber air, seperti sungai, mata air, dan waduk. Perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem semakin meningkatkan urgensi konservasi daerah tangkapan air.
Melalui program KHDTA, upaya pemeliharaan dan rehabilitasi daerah tangkapan air dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan air bersih. Hutan sebagai penyaring alami memiliki peran dalam mencegah pencemaran air dan memastikan air yang dikonsumsi masyarakat tetap berkualitas baik.
Dengan adanya program konservasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga hutan dan daerah tangkapan air semakin meningkat. Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga keseimbangan ekosistem demi keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.