KANAL24, Jakarta – Suplai energi di Ibukota baru nantinya direncanakan akan sepenuhnya menggunakan gas bumi. Artinya tidak akan ada gas LPG 3 kilogram (kg) bersubsidi yang bakal disalurkan ke Kutai Kertanegara atau di Penajam Paser Utara.
Dalam rencana pembangunan nasional dinyatakan bahwa nantinya masyarakat yang tinggal di sana akan disuplai gas bumi oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk [PGAS] atau PGN melalui jaringan pipa gas (jargas).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Permadi Brodjonegoro mengatakan, jargas kota yang dimandatkan kepada PGN merupakan agenda nasional pemerintah tidak hanya di Ibukota baru saja, melainkan juga di berbagai wikayah di Indonesia. Namun khusus untuk di Ibukota baru rencananya tidak akan ada dukungan gas subsidi 3 kg. Sementara di kota lain masih ada suplai gas melon tersebut.
“Dalam lima tahun ke depan, ini skala proyek besar, jadi sudah saatnya kita tidak lagi membiarkan rumah tangga membeli LPG (bersubsidi) untuk masak. Sudah saatnya rumah-rumah itu dilengkapi jargas, jadi pembangunannya bertahap dan masif,” kata Bambang di Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Untuk mendukung program jargas di ibu kota baru, Bappenas mendorong pembangunan pipa gas di Trans Kalimantan. Dengan begitu, masyarakat termasuk industri dalam negeri bisa terbantu dari sisi penggunaan gas sebagai bahan baku ataupun bahan bakar.
“Mekanismenya – kalau mau dorong gas tidak lagi jadi devisa karena gas dari Qatar dan Australia murah-murah – kami pikirkan bagaimana gas harus optimal. Pulau ini jangan hanya sebagai penghasil sumber daya alam, tapi juga harus merasakan nilai tambahnya,” kata Bambang.(sdk)