Kanal24 – Mata juling, atau yang dikenal juga sebagai strabismus, adalah kondisi di mana posisi kedua mata tidak sejajar. Secara umum, mata juling bisa mempengaruhi penglihatan dan berpotensi menyebabkan gangguan permanen jika tidak segera diobati. Menurut dr. Marsha Rayfa Pintary, seorang dokter spesialis mata di KMN EyeCare, mata juling dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan arah penyimpangan mata. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang jenis-jenis strabismus:
- Esotropia
Esotropia terjadi ketika salah satu atau kedua mata mengarah ke dalam, mendekati hidung. - Exotropia
Exotropia terjadi ketika salah satu atau kedua mata mengarah ke luar, menjauhi hidung. - Hypertropia
Hypertropia adalah kondisi di mana salah satu mata mengarah lebih tinggi dibandingkan mata yang lainnya. Jenis ini lebih jarang dibandingkan yang lainnya. - Hypotropia
Hypotropia adalah kebalikan dari hypertropia, di mana salah satu mata mengarah lebih rendah daripada mata lainnya.
Baca juga:
Magister Sains Psikologi UB, Bahas Pentingnya Kesehatan Mental Lewat Filosofi YONO
Mata juling umumnya disebabkan oleh gangguan pada otot-otot penggerak mata, yang membuat kedua mata kehilangan koordinasi yang dibutuhkan untuk bekerja secara bersamaan. Mata juling bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Selain berdampak pada penampilan, strabismus juga dapat mengganggu kemampuan penglihatan, terutama pada anak-anak yang masih dalam fase perkembangan visual.
Gejala Mata Juling
Beberapa gejala umum dari mata juling yang bisa dikenali antara lain:
- Mata Tidak Sejajar
Satu mata mengarah ke depan, sementara mata lainnya mungkin mengarah ke dalam, luar, atas, atau bawah. - Mata Tidak Bekerja Sama
Kedua mata tidak bergerak bersama saat melihat objek, sehingga penglihatan terlihat tidak terkoordinasi. - Menyipitkan Mata atau Memiringkan Kepala
Untuk mengkompensasi penglihatan yang terganggu, seseorang mungkin sering menyipitkan satu mata atau memiringkan kepala agar dapat melihat lebih jelas. - Kesulitan Memperkirakan Jarak
Penderita mata juling sering kesulitan dalam memperkirakan jarak, karena penglihatan 3D atau stereoskopik tidak berfungsi dengan baik. - Penglihatan Ganda
Pada beberapa kasus, terutama pada orang dewasa, mata juling bisa menyebabkan penglihatan ganda karena otak menerima dua gambar yang berbeda dari masing-masing mata. - Mata Terasa Lelah atau Tegang
Penderita mungkin merasa mata cepat lelah karena harus bekerja ekstra untuk memfokuskan pandangan. - Mata Malas (Amblyopia)
Pada anak-anak, mata yang tidak digunakan dengan optimal bisa mengarah pada mata malas, di mana penglihatan pada mata tersebut tidak berkembang dengan baik.
Baca juga:
Pakar Dermatologi Beri Edukasi Mengupas Hoaks Kesehatan
Deteksi dini sangat penting agar pengobatan yang tepat bisa dilakukan. Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala seperti di atas, segera lakukan pemeriksaan mata untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Prevalensi Mata Juling
Mata juling cukup sering terjadi, dengan sekitar 2-4% anak-anak yang mengalaminya. Dalam sebuah penelitian di Hong Kong pada 2021, ditemukan 133 anak dengan mata juling dari 4,273 responden. Pada orang dewasa, kondisi ini juga bisa muncul akibat cedera, stroke, atau gangguan neurologis lainnya.
Pada anak-anak, penyebab mata juling bisa meliputi faktor genetik, gangguan refraktif (misalnya mata minus atau plus), kelainan neurologis, atau masalah pada mata itu sendiri seperti katarak dan retinopathy of prematurity. (zid)