Kanal24, Malang – Di era digital yang serba cepat, Generasi Z menghadapi berbagai tantangan dalam pergaulan sosial mereka. Ketergantungan pada teknologi, minimnya interaksi langsung, serta meningkatnya kasus penyimpangan perilaku menjadi isu yang semakin mendesak untuk dibahas. Dalam rangka menjawab tantangan ini, Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (UB) melalui Kajian Umum Ramadan (KURMA) mengangkat tema khusus yang menyoroti perubahan pola pergaulan di kalangan generasi muda. Rabu (12/03/2025).
Prof. Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes., Ketua Senat Fakultas Ilmu Kesehatan UB, Dalam Kajian Umum Ramadhan MRP UB, menekankan bahwa pergeseran pola komunikasi telah berdampak besar pada interaksi sosial Generasi Z. “Saat ini, banyak anak muda yang lebih tergantung pada internet dan perangkat seluler, sehingga menghindari interaksi sosial secara langsung, baik dengan dosen, mentor, maupun teman sejawat. Akibatnya, terjadi berbagai penyimpangan perilaku yang memprihatinkan,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kesadaran bagi mahasiswa untuk memahami proses tumbuh kembang mereka secara biologis, fisiologis, sosial, dan spiritual. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan perkembangan masing-masing agar dapat tumbuh menjadi individu yang sukses.
Lebih lanjut, Prof. Ahsan juga menyoroti peran penting orang tua dan lingkungan sekitar dalam membimbing Generasi Z. Menurutnya, dialog yang terbuka dan komunikasi yang efektif dapat membantu remaja menavigasi tantangan yang mereka hadapi, sehingga mereka dapat berkembang sesuai dengan norma agama, sosial, dan budaya.
“Generasi muda memiliki potensi besar, namun mereka perlu diarahkan dengan baik. Orang tua dan pendidik seharusnya lebih sering berdiskusi dengan mereka, mendengarkan keinginan mereka, serta memberikan panduan yang sesuai dengan norma yang berlaku,” tambahnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa kebiasaan baik, termasuk mengikuti kajian seperti KURMA, harus dibangun secara berulang hingga menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembinaan akhlak dan pemahaman agama dapat tertanam kuat dalam diri setiap individu.
KURMA sendiri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Gebyar Ramadan yang diselenggarakan oleh Masjid Raden Patah UB. Aditya Rifan Ramadhani, selaku penanggung jawab KURMA, menjelaskan bahwa kajian tahun ini mengangkat tema khusus yang berkaitan dengan Generasi Z. Tema ini dipilih untuk menyesuaikan dengan fokus utama Gebyar Ramadan, yang menyoroti berbagai aspek kehidupan Gen Z, termasuk tantangan dan peluang yang mereka hadapi dalam pergaulan sosial.
“Sebagai cara untuk menarik minat peserta, kami mengoptimalkan platform digital, khususnya Instagram, sebagai media utama dalam menyebarkan informasi terkait KURMA. Selain itu, kajian ini dapat diakses secara daring melalui Instagram dan YouTube Masjid Raden Patah UB, sehingga memungkinkan partisipasi yang lebih luas, termasuk dari masyarakat umum,” Ujar Aditya.

Dalam upaya meningkatkan inklusivitas, panitia juga menyediakan ahli bahasa isyarat bagi peserta dengan disabilitas. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa kajian dapat diikuti oleh seluruh kalangan tanpa hambatan komunikasi. Selain itu, tema-tema yang diangkat dalam kajian ini juga dirancang agar relevan dan mudah dipahami oleh berbagai kelompok usia dan latar belakang.
KURMA diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang memberikan dampak positif secara berkelanjutan. Dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan masyarakat luas, program ini dapat terus berkembang sebagai wadah edukasi yang mencerahkan serta membangun kesadaran keagamaan dan sosial di kalangan generasi muda.
“Melalui kajian ini, kami berharap bisa membentuk pribadi-pribadi yang lebih baik dan membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Mudah-mudahan KURMA dapat terus menjadi bagian dari perjalanan spiritual kita semua,” tutup Aditya Rifan Ramadhani. (fan)