KANAL24, Batu – UB kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program Doktor Mengabdi yang kali ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Wirausaha Darul Mutaqin, Kota Batu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan higienitas dalam peternakan unggas (ayam) melalui proses mekanisasi yang mendukung program Halal Food.
Program Doktor mengabdi ini dipimpin oleh Teguh Dwi Widodo, Ph.D., bersama timnya yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Doktor Mengabdi.
Menariknya, program ini juga mendapat dukungan penuh dari pakar Kedokteran Universitas Brawijaya, drh. Dwi Kristanto, M.Sc., serta ahli sosial dan budaya, Arief Budi Nugroho, S.Sos., M.Si. Kolaborasi lintas disiplin ini bertujuan untuk menciptakan sistem peternakan unggas yang tidak hanya modern tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan, kesejahteraan hewan, serta nilai-nilai sosial budaya yang berlaku di masyarakat.
“Kegiatan DM kali ini tidak hanya dari FT namun juga ada dukungan dari pakar kedokteran dan sosial budaya. Kami ingin menciptakan peternakan unggas yang modern, sehat dan sesuai dengan kearifan lokal yang ada,” kata Teguh.
Gagas Peternakan Efektif dan Efisien
Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya dalam kegiatan ini memperkenalkan berbagai sistem mekanisasi, termasuk sistem pemberian pakan otomatis, sistem pemantauan kesehatan unggas, serta sistem pembuangan limbah yang lebih higienis dan ramah lingkungan.
“Melalui mekanisasi peternakan ini, kami berharap dapat membantu pondok pesantren dalam mengelola peternakan unggas yang lebih baik. Selain meningkatkan kebersihan dan efisiensi, sistem ini juga mendukung standar halal yang semakin menjadi perhatian masyarakat,” ujar Teguh Dwi Widodo, Ph.D.
Menurutnya, mekanisasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja manual, sehingga operasional peternakan menjadi lebih stabil dan berkelanjutan.

Standarisasi Halal dalam Peternakan
Salah satu aspek utama yang diperhatikan dalam program ini adalah pemenuhan standar halal dalam peternakan unggas. Dengan mekanisasi yang lebih canggih, setiap tahapan dalam proses peternakan dapat dikontrol dengan lebih baik, mulai dari pemilihan pakan, pemeliharaan, hingga penyembelihan yang sesuai dengan syariat Islam. Hal ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan masyarakat akan produk unggas yang terjamin kehalalannya.
Drh. Dwi Kristanto, M.Sc., menekankan pentingnya penerapan standar kesehatan dan kesejahteraan hewan dalam peternakan halal. “Kesehatan unggas yang dipelihara dengan baik akan berdampak pada kualitas daging yang dihasilkan. Oleh karena itu, dengan sistem peternakan yang higienis dan efisien, kita dapat memastikan bahwa produk akhir yang dihasilkan tidak hanya halal tetapi juga sehat untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Pendekatan Sosial Budaya dalam Implementasi Teknologi
Selain aspek teknis dan kesehatan, program ini juga mempertimbangkan faktor sosial dan budaya dalam penerapannya. Arief Budi Nugroho, S.Sos., M.Si., sebagai ahli sosial dan budaya dalam tim ini, mengungkapkan bahwa keberhasilan implementasi teknologi dalam masyarakat sangat bergantung pada tingkat penerimaan dan kesiapan masyarakat untuk beradaptasi. Oleh karena itu, tim juga melakukan pendekatan sosialisasi kepada para santri dan pengelola pesantren agar mereka dapat memahami manfaat dan cara kerja sistem peternakan modern ini.
“Kami ingin memastikan bahwa teknologi yang diterapkan tidak hanya sekadar hadir, tetapi juga benar-benar dipahami dan dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat di pesantren. Pendekatan sosial dan budaya sangat penting untuk menciptakan keberlanjutan sistem ini dalam jangka panjang,” ujar Arief Budi Nugroho.

Peternakan Modern Sebagai Model Percontohan
Hasil dari program Doktor Mengabdi ini adalah sistem peternakan unggas modern yang tidak hanya mendukung keberlanjutan usaha peternakan di pesantren, tetapi juga dapat dijadikan model percontohan bagi pengembangan peternakan serupa di berbagai daerah. Dengan adopsi sistem ini, pesantren diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi sekaligus memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat sekitar.
“Kami berharap sistem ini bisa direplikasi di pesantren-pesantren lain yang ingin mengembangkan sektor peternakan mereka. Dengan mekanisasi yang tepat, peternakan bisa menjadi lebih menguntungkan dan tetap menjaga prinsip-prinsip halal serta kebersihan yang menjadi prioritas utama,” tambah Teguh Dwi Widodo.
Dengan adanya program Doktor Mengabdi ini, Universitas Brawijaya terus berkomitmen dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui inovasi dan penerapan ilmu pengetahuan di berbagai sektor, termasuk peternakan berbasis pesantren. Ke depan, diharapkan lebih banyak kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat untuk menciptakan sistem peternakan yang lebih maju, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. (sdk)