Kanal24, Malang – Pemerintah Kota Malang bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan warisan kuliner sekaligus menggerakkan roda perekonomian lokal melalui revitalisasi jajanan pasar. Apresiasi mendalam disampaikan oleh Walikota Malang, Wahyu Hidayat, dan Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, terhadap kegiatan Festival Jajanan Pasar : Road to Karya Kreatif Indonesia yang digelar di Pasar Klojen, Rabu (23/04/2025) inisiatif yang dinilai mampu mengenalkan kekayaan cita rasa tradisional kepada generasi muda dan menarik wisatawan.
Walikota Wahyu Hidayat mengungkapkan bahwa kegiatan yang diselenggarakan ini sejalan dengan program unggulannya, “Ngalam Laris” dan “Ngalam Asih,” yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik pasar tradisional sebagai pusat aktivitas masyarakat. Ia menjelaskan bahwa selama ini, pasar seringkali terpinggirkan, padahal memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi yang menarik.
Baca juga:
Pemkot Malang Tingkatkan Sinergi dan Soliditas Demi Keamanan Wilayah

“Dengan adanya jajanan pasar ini, kita tidak hanya mengenalkan sejarah dan cerita di balik setiap kudapan kepada anak-anak lokal, tetapi juga memperkuat identitas Kota Malang sebagai kota yang kaya akan kearifan lokal,” ujar Walikota Wahyu Hidayat saat meninjau salah satu lokasi jajanan pasar, Rabu (23/4/2025).
Lebih lanjut, Walikota menyampaikan terima kasih atas antusiasme para pedagang dan pengunjung. Untuk mendukung kelancaran kegiatan, terutama pada akhir pekan di sekitar Pasar Goceng, pihaknya melakukan penutupan jalan sementara dan pengaturan lalu lintas di sekitar Pasar Prabowo.

“Kami berharap pemanfaatan ruang publik ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi pedagang dan pengunjung. Kami juga mendengar keluhan terkait parkir, dan kami akan berupaya mencari solusi agar kenyamanan pengunjung tetap terjaga,” imbuhnya.
Terkait isu koperasi merah putih yang tengah fokus di wilayah kabupaten, Walikota Wahyu Hidayat menyatakan tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melihat potensi implementasinya di Kota Malang.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari Bank Indonesia (BI) Malang. Kepala Perwakilan BI Malang, Neni Rachmacandrani, menyatakan bahwa pihaknya ingin turut serta menggerakkan kembali perekonomian pasar yang sempat mengalami penurunan. Menurutnya, kegiatan jajanan pasar ini menjadi upaya efektif untuk menarik kembali minat masyarakat berkunjung ke pasar.
“Tentunya kita ingin menggerakkan lagi perekonomian yang katanya di awal-awal mungkin pasar sepi gitu ya. Jadi ini soalnya berupaya untuk menarik kembali orang datang ke pasar, meskipun sudah ramai tapi kita ramaikan,” ujar Neni.
Lebih lanjut, Neni menyoroti kemudahan transaksi di pasar tradisional saat ini yang didukung oleh digitalisasi pembayaran. “Dan tentunya dengan pembayarannya gitu ya, ditentukan oleh perbankan semua. Saat ini memang menggunakan QRIS juga, enggak afri sehingga kita bisa menggunakan alat pembayaran non-tunai dengan baik,” jelasnya.
Neni juga mengungkapkan bahwa kegiatan serupa tidak hanya akan menjadi agenda tahunan saat perayaan ulang tahun Kota Malang, tetapi akan diupayakan untuk dilaksanakan secara berkala. “Tindak lanjut sebelumnya sudah ada, ini bagian dari program pemerintah kota sehingga kami ingin juga dari perbankan bersama-sama membuat event gitu ya yang bisa menarik pengunjung datang ke Kota Malang.”
Bank Indonesia Malang juga terus mendorong inovasi dalam sistem pembayaran untuk menarik wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara. “Sebenarnya masih terus kita perlu dorong karena juga sekarang inovasinya juga sudah banyak ya, ada juga tripod border jadi nggak cuman orang domestik, orang dari Indonesia saja bisa menggunakan, tapi wisatawan asing pun juga bisa,” pungkas Neni.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, memberikan apresiasi penuh terhadap upaya membangkitkan ekonomi melalui pelestarian warisan tradisional. Ia menyoroti bahwa di tengah isu pelemahan ekonomi, daya tarik Kota Malang justru terletak pada keunikan warisan budaya dan tradisinya.
“Konsep jajanan pasar dengan sentuhan heritage dan budaya lokal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Malang, apalagi lokasinya yang strategis dekat dengan stasiun. Ini tentu menjadi agenda yang sangat baik untuk menarik wisatawan,” ungkap Amithya.

Baca juga:
Pemkot Malang akan Beri 6.000 Vitamin untuk Penyelenggara Pemilu
Amithya menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan respons positif terhadap aspirasi berbagai pihak yang melihat potensi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pasar tradisional tidak hanya menjadi tempat transaksi jual beli, tetapi juga menjadi ruang publik yang hidup dan berdaya tarik bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ke depan, Pemerintah Kota Malang dan DPRD Kota Malang berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan potensi pasar tradisional sebagai bagian penting dari identitas dan perekonomian kota. Revitalisasi jajanan pasar ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali denyut nadi perdagangan tradisional dan melestarikan kekayaan kuliner yang dimiliki Kota Malang. (nid/rey)