KANAL24, Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jumat (25/10), berakhir dengan membukukan penurunan tajam IHSG sebesar 1,38 persen ke level 6.252, sekaligus menutup reli kenaikan yang sudah berlangsung lebih dari sepekan. Namun secara mingguan indeks saham gabungan masih menguat dibanding akhir pekan sebelumnya, mengungguli pasar obligasi.
Meskipun demikian, arus masuk modal asing ke pasar obligasi, sebesar USD311 juta (hingga Rabu lalu), masih lebih besar dibanding arus masuk pasar ekuitas yang mencapai USD19 juta.
PT Ashmore Asset Management Indonesia mencatat, beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi pergerakan pasar modal global dan domestik pada pekan ini antara lain; (1) kemajuan perundingan dagang AS-China, yang secara tentatif menyetujui kesepakatan “tahap satu” yang diharapkan akan dapat dicapai pada beberapa pekan mendatang. (2) Kemajuan Breixit, setelah PM Boris Johnson dan Uni Eropa membuka peluang untuk terlaksananya Brexit dengan kesepakatan. (3) Bank Sentral Eropa (ECB) menahan suku bunga pada rapat terakhir dengan Presiden Mario Draghi. (4) Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 7- day reverse repo rate sebesar 25bps menjadi 5,0%.
Perkembangan terbaru yang menarik perhatian Ashmore adalah diumumkannya Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 oleh Presiden Joko Widodo, Kamis lalu (24/10). “Setelah Jokowi mengumumkan kabinet 2019-2024, pasar merespons dengan baik melalui penguatan Rupiah dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah,” tulis Ashmore dalam Weekly Commentary , Jumat (25/10/2019).
Ashmore menilai, daftar kerja kabinet yang sebagian besar fokus pada investasi meningkatkan daya tarik bagi investor asing. “Ada beberapa pos yang diisi oleh para profesional, yang kami lihat diterima dengan baik oleh pasar karena akan membantu mencapai target fiskal jangka pendek Pemerintah, yaitu: 1. Pariwisata 2. Infrastruktur 3. Pendidikan,” ungkap Ashmore.
Sementara itu jabatan di Kementerian Keuangan yang tetap berada di bawah komando Sri Mulyani, menimbulkan kepercayaan dan kredibilitas untuk mencapai prospek fiskal yang stabil di tengah latar belakang global yang kurang mendukung.
Ashmore menggarisbawahi, salah satu dari beberapa target jangka pendak pemerintah adalah mengurangi defisit neraca transaksi berjalan (CAD) dengan menciptakan arus masuk wisatawan asing yang lebih tinggi. “Wishnutama yang diangkat sebagai Menteri Pariwisata telah berhasil menjadi Direktur Kreatif untuk Upacara Asian Games di Jakarta 2018. Dia juga Komisaris perusahaan media bernama Net Mediatama Televisi.”
Target jangka pendek kedua, Ashmire menambahkan, adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur. “Menteri Basuki Hadimuljono terpilih pada tahun 2014 dan sukses menyelesaikan banyak proyek infrastruktur penting dalam periode terakhir kepresidenan. Dia juga akan memimpin rencana memindahkan ibu kota ke Kalimantan.”
Ashmore berpendapat, peningkatan dalam proyek infrastruktur, telah meningkatkan kemampuan Pemerintah untuk menarik investasi asing langsung (FDI). Hal tersebut mengarah pada target jangka menengah dan target jangka panjang pemerintah; memperbaiki keterampilan pekerja dan meningkatkan produktivitas.
Pos ketiga adalah Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim. “Dia adalah pendiri aplikasi Gojek (ojek online Indonesia) yang pada tahun 2010 yang telah menjadi perusahaan decacorn dan telah berkontribusi USD3,85miliar ke dalam ekonomi Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan UKM.”
“Secara keseluruhan kami telah melihat aliran kuat ke dalam pasar obligasi, sebagian besar karena penunjukan kembali Sri Mulyani sehingga dia akan melanjutkan manajemen fiskal yang bijaksana, sambil mendorong kebijakan pro-pertumbuhan. Kami akan terus mengamati background yang ada, pasar obligasi akan unggul dalam jangka menengah,” ungkap Ashmore. (sdk)