Oleh: Nanang Suryadi
Ketua Departemen Manajemen, FEB UB
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada 2 Mei 2025 mencanangkan Program Kampus Berdampak. Saat ini dan di masa mendatang, paling tidak 5 tahun ke depan, Program Kampus Berdampak ini akan memberikan warna tersendiri dalam kehidupan kampus di Indonesia. Ide dasar dari program ini yang menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat harus diterjemahkan ke dalam program-program yang juga nyata dan dapat diukur dampaknya. Kegiatan yang dilakukan Perguruan Tinggi dengan melibatkan semua pemangku kepentingan baik internal dan ekternal dikembangkan dengan semangat kolaboratif yang menghasilkan sinergi.
Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dengan paradagma Kampus Berdampak ini diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat. Untuk itu perlu disiapkan kondisi yang bagus di dalam perguruan tinggi sendiri, agar para pemangku kepentingan di dalam kampus dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat di lingkungan kampus itu berada, atau berdampak secara nasional dan internasional.
Menciptakan kondisi yang bagus di lingkungan kampus, antara lain dengan menata dan melaksanakan tata kelola yang baik (good governance).
Pendekatan yang inovatif dan efektif untuk mencapai tujuan yang diturunkan dari visi misi yang disepakati bersama dapat mencerminkan tata kelola yang baik.
Membangun kebersamaan di dalam Kampus akan memberikan motivasi kuat bagi semua pihak untuk melakukan program-program yang sudah direncanakan dengan kondisi yang nyaman dalam atmosfir akademik yang dinamis menghadapi tantangan perubahan lingkungan di masayarakat. Kampus bisa menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat yang dapat menemukan solusi kongkrit di dalam masyarakat itu sendiri. Dengan perencanaan, pengorganisasisan, pengelolaan serta pengendalian semua program dengan paradigma “Kampus Berdampak” dapat diharapkan dampak yang diterima masayarakat dapat lebih kongkrit, dengan jangkauan dampak yang meluas di semua lapisan masyarakat.
Seorang pemimpin di perguruan tinggi memanajemeni organisasi dengan pilihan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter pribadi pemimpin itu yang tentu saja harus memahami kondisi organisasi dan lingkungan. Organisasi perguruan tinggi tidak berpusat hanya pada seorang pemimpin, karena pencapaian prestasi dilakukan bersama-sama, dan pemimpin menjadi bagian dari superteam. Pemimpin bukan superman, dan bekerja bersama superteam – superteam untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Pencapaian kinerja atau pengakuan prestasi dihasilkan dari kerja keas bersama oleh super team, bukan oleh hanya oleh satu orang pemimpin. Organisasi adalah superteam itu sendiri, dalam lingkup yang besar, yang di dalamnya terdiri dari superteam-superteam, misalnya dalam lingkup fakultas, superteam program studi dan departemen memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pencapaian kinerja dan pengakuan prestasi fakultas. Departemen dan program studi yang menjadi ujung tombak di Fakultas sudah selayaknya mendapatkan dukungan pendanaan yang memadai dan leluasan untuk melaksanakan program-program yang lebih menyentuh kepada dosen, tendik dan mahasiswa dalam lingkup otoritasnya.
Sebagai bagian dari superteam, para pemimpin di Fakultas semestinya lebih banyak mendengarkan, melayani dalam memberikan solusi kongkrit menjawab permasalahan yang ada. Pemimpin adalah bagian dari superteam, harus hadir dan dirasakan kehadirannya, berbaur, menyerap aspirasi dan memberikan rasa aman dan nyaman untuk semua bagian dalam superteam. Membangun kebersamaan dengan program-program yang dirancang dengan baik, yang melibatkan semua pemangku kepentingan di dalam Fakultas, diharapkan akan memberikan kepuasan kepada para pemangku kepentingan internal (manajemen fakultas, manajemen departemen, manajemen program studi, dosen, tendik dan mahasiswa) dan mendukung pencapaian kinerja yang sangat baik.
Untuk mendukung pencapaian-pencapaian tujuan, sekaligus mencapai pencapaian kinerja dibutuhkan perangkat-perangkat teknologi yang memadai. Perangkat teknologi informasi dan teknologi pembelajaran yang berkembang pesat harus diadopsi sesuai tinjauan kebutuhan saat ini dan juga masa depan.
Kolaborasi dengan berbagai pihak pemangku kepentingan di luar Fakultas dapat dimulai dengan kerjasama yang sinergis antar Fakultas di dalam satu satu universitas. Selain dalam lingkup lokal dan nasional kerjasama dengan industri, institusi pemerintahan, organisasi profesi, masyarakat umum, serta media terus dikembangkan, yang akan menghasilkan manfaat dukungan pendanaan dan pencapaian dampak yang meluas dan memiliki value yang tinggui bagi semua pemangku kepentingan. Kontribusi perguruan tinggi terhadap peradaban juga dapat dicapai dengan menerbitkan hasil-hasil penelitian di berbagai level, misalnya level institusi, lokal, nasional dan internasional.
Demikian juga halnya dengan Pengajaran dan Pengabdian kepada masyarakat. Hal-hal tersebut akan meningkatkan reputasi perguruan tinggi di semua tingkatan, yang tentu saja akan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap kampus. Pengakuan dari “dunia luar” adalah satu dampaknya, misalnya mendapatkan akreditasi internasional serta peringkat yang baik dalam penilaian lembaga pemeringkatan nasional dan internasional. Namun, jangan dilupakan dalam paradigma “Kampus Berdampak” yang paling utama adalah memberikan solusi kongkrit bagi masyarakat.(*)