Kanal24, Malang – Transformasi teknologi yang semakin pesat, khususnya dalam ranah kecerdasan buatan (AI), mendorong berbagai sektor untuk beradaptasi. Tidak terkecuali dunia perpustakaan. Menyadari pentingnya peningkatan kapasitas pustakawan di era digital, UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan bertajuk “Menavigasi Era AI untuk Layanan Perpustakaan Unggul: Membentuk Pustakawan Masa Depan dalam Lanskap Teknologi” selama dua hari, Rabu–Kamis (11–12 Juni 2025).
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk respons terhadap perubahan ekosistem perpustakaan yang kini kian terdigitalisasi, dengan tuntutan kemampuan baru dalam pengelolaan data dan pemanfaatan teknologi berbasis AI.
Baca juga:
UB Bookstore kini Resmi Diluncurkan di Jantung Perpustakaan UB
“Kegiatan ini hadir karena sekarang terjadi banyak perubahan di perpustakaan. Kita berevolusi ke arah digital dan AI. Maka, ilmu kepustakaan juga harus ikut di-upgrade,” ujar Kurniasih Yuni Pratiwi, S.Sos., MA, Ketua Panitia, saat diwawancarai oleh Kanal24 pada Kamis (12/06/2025).

Kurniasih menjelaskan bahwa pelatihan ini menghadirkan pemateri dari berbagai bidang dengan pengalaman mumpuni. Salah satunya adalah Ida Fajar Priyanto, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dikenal sebagai salah satu tokoh senior dalam ilmu perpustakaan di Indonesia. “Beliau sangat dikenal di semua institusi pustaka,” jelas Kurniasih.
Selain itu, turut hadir Dra. Welmin Sunyi Ariningsih, M.Lib, mantan Kepala UPT Perpustakaan UB yang kini juga aktif sebagai dosen. Dalam pemaparannya, Welmin membahas tentang sejarah dan evolusi mesin pencari seperti Google, serta bagaimana integrasi teknologi robotika dapat diserap ke dalam sistem perpustakaan digital modern.
Pemateri ketiga adalah Agus Wahyu Widodo, S.T., M.Cs, Wakil Dekan Bidang Umum, Keuangan, dan Sumber Daya Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) UB. Ia menyampaikan materi tentang pemanfaatan big data dan strategi pengelolaan data perpustakaan untuk menunjang layanan yang lebih efektif dan efisien.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Papua, Bali, Madura, Tulungagung, Kediri, hingga Surabaya. Peserta terdiri dari pustakawan perguruan tinggi, dosen, serta pegiat informasi dari berbagai instansi pendidikan.
“Peserta datang melalui undangan resmi dari pimpinan, kemudian mendaftar melalui formulir yang kami sediakan,” tutur Kurniasih. Ia menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya berisi materi teoritis, tetapi juga dilengkapi dengan sesi praktikum yang digelar di hari kedua. Dalam sesi tersebut, peserta belajar langsung bagaimana mengoperasikan berbagai sistem berbasis AI untuk kebutuhan perpustakaan.
“Sistem-sistem yang kami ajarkan ini bisa langsung diterapkan dalam aktivitas harian pustakawan. Bahkan peserta kami bekali dengan bahan ajar dan makalah yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh pengetahuan,” tambahnya.
Yang menarik, pelatihan ini juga memberikan alternatif solusi teknologi murah untuk pustakawan di daerah yang memiliki keterbatasan fasilitas. “Kami mengajarkan pemanfaatan AI tanpa biaya besar. Ada software yang bisa digunakan tanpa harus berlangganan mahal,” jelas Kurniasih.

Beberapa dosen yang turut menjadi peserta juga menyambut baik kegiatan ini, karena dapat mengaplikasikan materi pelatihan dalam penelitian, tugas akhir, maupun disertasi.
Baca juga:
UPT Perpustakaan UB Luncurkan Inovasi Layanan Baru
Tak hanya menjadi ajang pembelajaran, kegiatan ini juga menjadi momentum reuni dan jaringan antar pustakawan. “Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pustakawan tidak boleh lelah belajar dan terus meng-upgrade diri agar tidak tertinggal oleh zaman,” tutup Kurniasih.
Dengan pelatihan seperti ini, UPT Perpustakaan UB membuktikan komitmennya sebagai pionir dalam transformasi layanan pustaka yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta turut membentuk pustakawan masa depan yang siap menghadapi lanskap informasi era kecerdasan buatan. (nid/bel)