Kanal24, Malang – Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) menggelar program International and National Summer Course untuk ketiga kalinya sejak peluncurannya pada tahun 2024. Dibuka resmi pada Senin (23/06/2025), kegiatan yang berlangsung sepanjang Juni hingga Agustus ini berhasil menarik ratusan peserta dari berbagai wilayah Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara.
Ketua Pelaksana Summer Course, Nur Istianah, mengungkapkan bahwa program tahun ini terdiri atas dua skema: nasional dan internasional. “Untuk skema internasional, peserta datang dari Malaysia, Myanmar, Filipina, dan beberapa juga dari Bone. Jumlah total peserta internasional 38 orang, namun yang hadir langsung di Malang sebanyak 34, sisanya mengikuti secara daring,” jelasnya.
Baca juga:
FTP UB Luncurkan Program Doctoral Global Teaching Fellowship (DGTF)

Sementara itu, peserta nasional mencapai lebih dari 266 orang, terdiri dari 166 peserta yang hadir langsung (onsite) dan sekitar 100 yang mengikuti secara online. Peserta nasional datang dari berbagai kota seperti Malang, Surabaya, Madura, Banyuwangi, Pasuruan, Semarang, Jakarta, hingga Sukabumi, mewakili belasan universitas dari seluruh penjuru Indonesia.
Kombinasi Kuliah Online dan Praktik Lapangan
Program Summer Course ini didesain dengan metode campuran (blended learning), diawali dengan sesi kuliah online melalui Zoom dan Google Meet. Setelah itu, peserta onsite mengikuti serangkaian kegiatan praktik lapangan yang menitikberatkan pada pengembangan pangan, pengolahan hasil pertanian, serta eksplorasi budaya lokal Malang.
Peserta internasional, seperti Choo Wei En dari Universiti Malaysia Sabah, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini. “Saya paling tertarik pada kegiatan industri makanan karena bidang saya memang ilmu makanan dan nutrisi. Di sini saya bisa melihat langsung bagaimana proses pengolahan makanan dan bisa praktik memasak juga,” katanya dengan semangat.
Program kunjungan industri dan UMKM menjadi daya tarik utama, di antaranya ke UKM Tempe Sanan, wisata budaya Kayutangan, serta perusahaan besar seperti PT Amerta Indah Otsuka dan PT So Good Food. Tak hanya itu, peserta juga melakukan kunjungan ke BumDes di Batu untuk belajar tentang pengolahan susu dan keju.
Wadah Kolaborasi dan Promosi Pendidikan Lanjut
Mewakili Dekan FTP, Dr. Panji Deoranto, STP, MP menegaskan bahwa Summer Course ini menjadi salah satu capaian penting dari indikator kinerja perguruan tinggi (IKU), khususnya IKU-2 tentang mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus. “Kami menjadi tuan rumah, tapi peserta datang dari berbagai perguruan tinggi. Ini memperkuat kolaborasi, sekaligus menjadi ajang promosi FTP UB untuk program studi lanjutan seperti S2,” ujar Panji.
Panji juga menyebut bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari target kontrak kinerja antara rektor dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, terutama terkait kuota inbound mahasiswa internasional dan nasional. “Setiap fakultas memiliki target tertentu. Untuk FTP sendiri, kami mendapatkan target sekitar 80 mahasiswa internasional dan 600–700 nasional, dan Summer Course ini menjadi salah satu sumbangsih realisasi target tersebut,” tambahnya.

Baca juga:
Munas IKA FTP UB Aklamasi Pilih Edi Ortega
Antusias Tinggi, Kuota Terbatas
Antusiasme terhadap program ini sangat tinggi, tercermin dari jumlah pendaftar yang mencapai sekitar 300 orang. Namun karena keterbatasan fasilitas dan kapasitas, hanya sekitar 200 peserta yang dapat diterima. “Kami harus membatasi jumlah peserta karena pertimbangan ruang kelas, transportasi, dan kapasitas kegiatan luar ruang,” jelas Nur Istianah.
Dengan melihat respons positif dan evaluasi kegiatan, panitia merencanakan akan mengadakan sesi Summer Course kedua pada akhir tahun ini untuk memenuhi target fakultas sekaligus memberikan kesempatan bagi peserta yang belum bisa bergabung tahun ini.
Melalui kegiatan ini, FTP UB menegaskan posisinya sebagai fakultas yang aktif mendukung internasionalisasi pendidikan tinggi dan penguatan kolaborasi akademik lintas negara. Summer Course 2025 menjadi momentum penting bagi mahasiswa dalam membangun jejaring global, memperdalam pengetahuan tentang teknologi pangan, serta mengenal kearifan lokal Indonesia. (nid/yor)