Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) resmi melepas sebanyak 1.128 mahasiswa program PKM-KKN (Pembelajaran Ke Masyarakat – Kuliah Kerja Nyata) ke 60 desa di 10 kecamatan wilayah Kabupaten Malang pada Kamis (26/06/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen FIA UB dalam mendukung program Kampus Berdampak dengan mengintegrasikan keilmuan administrasi dan aksi nyata di masyarakat desa.
Pelepasan mahasiswa dilakukan langsung oleh Dekan FIA UB, Prof. Hamidah Hidayati Utami, M.Si. yang menyampaikan bahwa peserta berasal dari enam program studi jenjang sarjana di lingkungan FIA, yaitu Administrasi Publik, Administrasi Bisnis, Ilmu Perpustakaan, Administrasi Pendidikan, serta dua program lainnya.
Baca juga:
FIA UB Fokus Riset Berdampak dan Digitalisasi

“Mahasiswa akan tinggal di desa selama satu bulan. Total ada 300 program kegiatan yang akan dijalankan, mulai dari pengembangan desa wisata, tata kelola pemerintahan desa, hingga pemberdayaan ekonomi melalui BUMDes dan koperasi. Semua ini merupakan implementasi nyata dari ilmu administrasi yang dipelajari di kampus,” jelas Prof. Hamidah.
Program ini, lanjutnya, tidak hanya memberi pengalaman kepada mahasiswa dalam hal soft skill, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi kegiatan, tetapi juga memperkuat jejaring dan kerja sama antara fakultas dengan pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten. FIA UB juga memastikan bahwa seluruh mahasiswa peserta akan didaftarkan dalam program asuransi BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk perlindungan atas potensi risiko di lapangan.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Kegiatan, Muhammad Rizki Pratama, S.I.AN., M.P.A. menjelaskan bahwa tema besar kegiatan PKM-KKN tahun ini diarahkan pada pembangunan desa berkelanjutan. Terdapat tiga program prioritas utama yang diusung, yakni:
- Tata kelola pemerintahan desa,
- Penguatan ekonomi desa melalui BUMDes dan koperasi,
- Pengembangan potensi desa wisata.
“Ketiga program ini saling berkaitan, baik dari sisi pemerintahan, sosial, maupun ekonomi. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan serta memberikan pendampingan bagi aparatur desa dan masyarakat. Beberapa desa bahkan baru memiliki Koperasi Merah Putih, dan itu menjadi peluang bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam penguatan kelembagaan ekonomi desa,” kata Rizki.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan bagian dari rangkaian program berkelanjutan yang telah dimulai sejak tahun 2013. “Setiap tahun kami kembali ke desa-desa yang sama, dan mahasiswa melanjutkan hasil kerja dari kakak tingkatnya. Ini menjadi bahan evaluasi jangka panjang agar kita bisa menilai dampak program dalam kurun waktu lima tahun,” ujarnya.

Baca juga:
Estafet Kepemimpinan di FIA UB: Komitmen Baru, Tantangan Baru
Dalam konteks pengembangan desa binaan, FIA UB berencana memperkuat infrastruktur pendukung, pendanaan, dan sumber daya manusia yang mumpuni agar hasil dari PKM-KKN ini benar-benar memberi manfaat jangka panjang, baik bagi desa maupun institusi akademik.
“Kami tidak ingin program ini sekadar seremonial. Ke depan, hasil evaluasi akan dijadikan dasar dalam menyusun kebijakan keberlanjutan dan memperjuangkan agar desa-desa binaan dapat mandiri secara kelembagaan maupun ekonomi,” tutup Rizki.
Dengan dilepasnya lebih dari seribu mahasiswa ke 60 desa, FIA UB kembali menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga berkomitmen untuk membangun masyarakat desa melalui pendidikan yang berdampak dan berkelanjutan. (nid/pug)