KANAL24, Jakarta – Pertamina siap mengintegrasikan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama ( TPPI ) dengan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Langkh tersebut dilakukan setelah Pertamina menguasai 51 persen saham Turban Petro, induk usaha TPPI .
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas ( flexibility ), di mana mode kilang bisa diubah menjadi mode petrokimia ataupun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.
Menurut Nicke, dengan mengintgrasikan pasokan bahan baku antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan akan meningkatkan efisiensi baik dari sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal. Dengan demikian diharapkan, kilang-kilang tersebut bisa meraih keuntungan yang maksimal, sehingga proyek-proyek kilang Pertamina mampu menjadi bisnis yang berkelanjutan.
“Jadi jelas bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya,” ujar Nicke dalam informasi tertulis, Senin (13/1/2020).
Nicke menambahkan, saat ini Pertamina sedang mengembangkan kilang di 6 lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya adalah GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI , dengan membangun pipa penghubung sejauh 7 kilometer.
Nicke mengungkapkan, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.
Langkah mengintegrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban dilakukan Pertamina dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B Tuban Petro senilai Rp 3,2 triliun. Dengan pembelian saham itu, Pertamina saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen, sekaligus menjadi pengendali untuk pengembangan TPPI .
Nicke menjelaskan, mulai tahun 2020 sesuai RKAP , Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46 ribu ton menjadi 55 ribu ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700 ribu ton per tahun.
Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 kilo ton per tahun (ktpa), paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
“Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” ujar Nicke. (sdk)