oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Sikap reliablity atau bisa diandalkan adalah sikap yang lahir dari tindakan keteguhan dalam memegang amanah atas tanggungjawab yang diembankan pada diri seseorang. Konsepsi profetik menekankan pentingnya sikap amanah dalam menjalankan tugas apapun, bahkan amanah adalah cara terdekat dalam menggapai derajat taqwa. Perintah memenuhi amanat telah ditegaskan dalam banyak teks sumber wahyu diantaranya :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَٰنَٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfal, Ayat 27)
Keteguhan dalam memegang amanah akan melahirkan keandalan (reliability) persobal. Sementara keandalan akan melahirkan kepercayaan. Apabila seseorang dipersepsi handal oleh orang lain maka dia akan mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Sikap bisa diandalkan ini dibangun oleh seseorang atas orang lain dalam bentuknya bekerja secara cepat, tepat dan efektif dengan hasil yang memuaskan. Sikap ini lahir karena konsistensi yang melekat dalam diri seseorang saat mengapresiasikan kerja serta karena kesetiaannya dalam mengabdikan diri yang terkadang melebihi segala alasan.
Faktor pembentuk kehandalan adalah memiliki skill yang baik dalam suatu hal tertentu sehingga dapat melaksanakan suatu tugas dengan baik. Kedua, menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab serta menjauhkan diri dari segala tindakan pengkhianatan yang dapat merusak citra diri. Ketiga, integritas dalam menjalankan amanah. Integritas adalah sikap dapat dipercaya yang disebabkan oleh faktor keteguhan dalam memegang prinsip dan nilai serta kejujuran dalam menjalankan seluruh aktifiitasnya. Keempat, adanya kesungguhan dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan pada dirinya. Terakhir, memiliki kesetiaan atau loyalitas yang tinggi atas pekerjaan, institusi kerja dan orang lain.
Pribadi yang mampu menunjukkan sikap andal ini akan mudah mendapatkan kepercayaan orang lain. Sebagaimana Rasulullah saw memberikan kepercayaan kepada para sahabatnya dengan pemberian suatu tugas tertentu dikarenakan para sahabat mampu menunjukkan keandalannya atau sikap bisa diandalkan, dalam pengertian bahwa para sahabat tersebut dipercaya mampu menjalankan tugas dengan tepat sesuai dengan maksud tujuan penugasan itu.
Sebagaimana dalam catatan sejarah bahwa Rasulullah SAW rela memberikan kepercayaan dengan berbagai tugas pada beberapa sahabat dengan alasan keandalan yang mereka miliki, misal antara lain: Rasulullah menugaskan Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa Ibrani dan mengangkatnya sebagai salah seorang pencatat wahyu, menugaskan muadzin Jabal untuk menjadi hakim bagi penduduk Yaman, mengutus Mushab Bin Umair ke Madinah untuk mengenalkan Islam dan mempersiapkan kehadiran Rasulullah pada saat hijrah. Demikian pula Rasulullah memberikan tugas-tugas khusus kepada para sahabat yang dianggap bisa diandalkan karena keahliannya dan keteguhan tanggung jawab dalam memegang tugas amanah. Misalnya menugaskan Ali Bin Abi Thalib agar tinggal di tempat tidur Rasulullah pada malam beliau hijrah, memilih hudzaifah Ibnul Yaman untuk menyusup ke barisan musuh pada saat perang Ahzab dsb.
Dari catatan sejarah ini dapat diambil pelajaran bahwa seorang petugas layanan haruslah mampu menunjukkan sikap keandalan agar publik merasa percaya dan memberikan kepercayaannya atas lembaga tertentu itu. Keandalan personal dari petugas layanan tentu akan berdampak bagi Citra lembaga yang disebabkan faktor kepercayaan publik yang tinggi atas lembaga layanan. Kepercayaan publik merupakan modal utama dari suatu lembaga pelayanan. Tanpa kepercayaan maka lembaga layanan jasa akan tidak bermakna. Sikap reliability adalah salah satu cara mendapatkan jaminan kepercayaan publik.
Keandalan lembaga pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pertama, sistem prosedur pelayanan yang ditetapkan oleh lembaga tersebut.
Kedua, Performance atau kinerja petugas layanan berupa kesungguhan, kreatifitas petugas dalam menghadirkan program serta program inovatif yang ditawarkan oleh lembaga untuk memudahkan dan mempercepat layanan.
Ketiga, faktor ability dari personal individu petugas berupa keahlian, skill dan ketepatan serta kecepatan dalam memberikan layanan.
Keempat, Personality yaitu berupa karakter diri yang dibangun atas konsep diri yang baik sehingga mampu memperlakukan publik layanan dengan cara yang baik dan positif.
Kelima, Maturity yaitu kemampuan petugas layanan dalam mengendalikan kondisi, dalam hal ini kemampuan jiwa yang dewasa dan cukup matang untuk mengendalikan diri orang lain.
Keenam, infrastruktur penunjang yang dimiliki oleh lembaga dalam memberikan pelayanan dan sebagainya, seperti teknologi yang dipergunakan terupdate dengan baik sesuai perkembangan tekhnologi mutakhir, fasilitas jaringan yang menpengaruhi kecepatan akses informasi yang dibutuhkan publik, atau mungkin program aplikasi yang memudahkan pelayanan.
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB