“If you want to walk fast, walk alone. But if you want to walk far, walk together.” Kalimat ini sangat populer dan kerap disitir dalam pidato atau ceramah. Saya tak tahu persis sumber dari riwayat itu: diucapkan oleh John F. Kennedy atau pepatah dari Afrika. Maknanya kurang lebih, ketika seseorang mau melakukan sesuatu dengan cepat, keberadaan orang lain yang akan membantu bisa jadi malah mengganggu. Sebaliknya, jika ingin mengerjakan sesuatu yang membutuhkan tenaga dan waktu yang panjang, maka dibutuhkan teman yang bisa saling menunjang. Pada momen seperti ini, kebersamaan lebih dibutuhkan.
Islam juga menganjurkan ibadah kolektif. Allah memberikan “insentif” bagi umat yang mau beribadah berjamaah. Pahala salat hanya satu jika dilakukan sendiri, namun berlipat 27 bila dikerjakan secara berjamaah. “Salat berjamaah melampaui salat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat,” (HR. Bukhari). Itu pula yang menjadi salah satu dasar agar para pemeluk mengutamakan salat di masjid. Mereka yang pergi ke masjid sekaligus juga melakukan syiar: merekatkan relasi satu orang dengan yang lainnya (silaturahmi). Salat sendirian diibaratkan seperti seekor domba yang terpisah dari kawanannya sehingga serigala dengan mudah menerkamnya.
Pada lapangan ekonomi dibuatkan juga dua jalur pilihan: kompetisi atau kolaborasi. Pasar disiapkan menjadi arena bagi siapapun untuk melakukan produksi dan transaksi: tak ada diskriminasi. Tiap orang bersaing dengan aturan yang sama. Pemenang mencetak laba, pecundang keluar arena. Ekonomi jadi kencang, tapi sekaligus timpang. Sebaliknya, kolaborasi ekonomi mengumpulkan individu dengan cita-cita bersama mewujudkan impian. Mereka merumuskan dan mengerjakan aktivitas kolektif: saling menghidupkan, bukan mematikan. Tiap hasil yang diterima dinikmati secara merata oleh partisipan.
Studi yang dilakukan oleh United Nation’s Secretariat (2014) menarik temuannya. 10 negara yang sumbangan koperasinya terbesar terhadap PDB adalah: Selandia Baru, Belanda, Perancis, Finlandia, Luksemburg, Jerman, Irlandia, Italia, Denmark, dan Australia. Benua Eropa dan Australia menjadi rumah koperasi. Negara-negara itu ekonominya mulus sekaligus pemerataannya bagus. Koperasi adalah perlambang ekonomi berjamaah. Manusia berkumpul dalam ikatan solidaritas ekonomi dan sosial yang setara. Seluruh agama mengajarkan lelaku ritual bersama, yang sebetulnya juga menjadi “perintah” untuk melakukan muamalah (termasuk di bidang ekonomi) secara berjamaah.
Penulis : Ahmad Erani Yustika, Guru Besar FEB UB dan Ketum IKA UB