KANAL24, Jakarta – Wabah pandemi Covid-19 telah memukul dunia usaha dan berakibat permintaan kredit terhadap industri perbankan secara umum anjlok. Namun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tertolong oleh permintaan kredit untuk pembangunan proyek infrastruktur oleh pemerintah.
“Hampir semua bank sekarang mengalami penurunan demand akan kredit. Kecuali bank – bank besar seperti BCA dan bank Himbara,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam diskusi online New Normal dan Mitigasi Bisnis Perbankan Saat Wabah Covid-19, pada Rabu (10/6/2020).
Menurut Jahja bank – bank besar tertolong karena terlibat dalam pembiayaan proyek – proyek infrastruktur yang sedang dikebut oleh pemerintah. Baik BCA, Bank Mandiri, BNI terlibat dalam penyaluran kredit untuk proyek pembangunan jalan tol, pelabuhan dan bandara. “Kondisi ini tidak dimiliki bank – bank lain. Sehingga saat terjadi Covid-19, demand akan kredit mereka ikut menurun,” jelas Jahja.
Jahja mengakui penyaluran kredit untuk industri manufaktur termasuk yang merosot drastis akibat wabah virus corona. Walau demikian, Jahja menegaskan BCA tetap tidak akan menyalurkan kredit hanya khusus untuk sektor tertentu saja selama masa pandemi Covid-19. Ia menegaskan BCA ibarat supermarket yang bisa menawarkan berbagai produk untui memenuhi beragam kebutuhan dari konsumennya.
“Jadi kita mesti siap dengan segala permintaan kredit dari berbagai kalangan. Baik untuk segmen corporate, commercial sampai consumer seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB),” tegas Jahja.
Mengenai restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset BCA, Jahja mengakui tidak mudah untuk menjalankannya. Ia mengibaratkan seperti dokter yang harus menghadapi 100 pasien yang datang hampir bersamaan. Tidak mungkin dokter tersebut mengambil jalan pintas dengan menyamaratakan dan hanya memberi obat flu kepada 100 pasien tersebut.
“Maka begitu banyak debitur yang meminta restrukturisasi kredit itu harus kami periksa satu per satu. Kami analisa apa penyebab masalahnya. Barulah diberi keputusan layak atau tidak mendapat restrukturisasi kredit. Inilah yang membuat pelaksanaan kredit memakan waktu yang begitu lama,” ujar Jahja.
Mengutip data BCA per Maret 2020, total kredit yang disalurkan telah mencapai Rp 612,16 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 12,3% dibandingkan akhir Maret 2019 yang mencapai Rp 544,89 triliun.
Komposisi penyaluran kredit BCA pada Maret 2020 terdiri dari kredit korporasi yang mencapai Rp 260,38 triliun atau 42,5% dari total kredit pada kuartal I 2020. Kredit korporasi menjadi segmen terbesar di bank yang terafiliasi dengan grup Djarum tersebut.
Kemudian kredit komersial dan UKM mencapai Rp 191,17 triliun atau 31,2% dari total kredit kuartal I 2020. Selanjutnya adalah kredit konsumer yang mencapai Rp 154,92 triliun atau 25,3% dari total kredit kuartal I 2020. (sdk)