KANAL24, Malang – Dalam penguatan sistem logistik pangan nasional, ada tiga hal yang harus dibenahi yaitu, permasalahan di tingkat petani, di tingkat perantara, dan di tingkat konsumen.
Pernyataan ini disampaikan oleh Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Nuhfil Hanani saat menjadi pembahas pada diskusi virtual kelompok kerja Dewan Ketahanan Pangan, kamis (11/6/2020).
Menurutnya selama ini masalah pangan yang terjadi adalah saat musim panen raya menyebabkan harga bahan pangan jatuh dan saat musim paceklik harga bahan pangan meningkat. Oleh karena itu, ada 3 hal yang perlu dibenahi. Untuk tingkat petani, yang harus dibenahi pertama kali adalah soal kelompok taninya.
“Di Indonesia, kelemahannya adalah kelompok tani terdiri dari petani-petani yang memiliki komiditi berbeda-beda. Dalam satu kelompok ada yang petani cabai, petani padi, dll sehingga ini tidak bisa dijadikan satu. Dalam setiap kelompok tani harus terdiri dari petani yang komoditinya sejenis. Ini syarat pertama, kuncinya disitu,” terang Pakar Ketahanan Pangan UB tersebut.
Lalu, Nuhfil juga membahas tentang contract farming. Ia mencontohkan contract farming yang sukses itu salah satunya yakni produsen susu di Kota Batu, petani dan koperasinya sukses, industrinya pun senang. Akan tetapi pertanyaan besar muncul, kenapa contract farming ini tidak bisa diterapkan di padi? Inilah yang harus dicari solusinya bersama.
Di tingkat tengah atau perantara, perlu disiapkan gudang-gudang penyimpanan pasokan. Bukan hanya pasokan untuk beras, jagung, atau kedelai tetapi juga dapat dibuat penyimpanan untuk ikan dengan penggunaan cold storage dan bahan pangan lain. Penting untuk diingat bahwa jangan sampai mematikan lembaga-lembaga swasta yang berada di tingkat ini.
Rektor Ajak Alumni Bangun Reputasi UB di Kancah Internasional
Kemudian, perlu diketahui bahwa pengembangan pertanian termasuk pangan itu kebijakannya demand pull bukan production push, itu menjadi kunci. Karena kalau production push harga akan selalu jatuh. Yang harus dilakukan dalam meningkatkan demand adalah dengan ekspor yang harus digenjot.
Peningkatan ekspor juga dapat dilakukan dengan agroindustri, apalagi perdagangan antar pulau atau antar daerah jadi konsep sederhana yang harus dibenahi sehingga logistik pangan bisa disusun dan pasokan pangan bisa stabil. Pasokan pangan yang stabil pun tidak harus dalam bentuk mentah bisa juga dalam bentuk olahan, contohnya olahan bubuk cabai.(meg)