KANAL24, Malang – Memasuki seperempat abad kebangkitan teknologi nasional, Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan PT. Biofarma menyelenggarakan webinar bertajuk Peran Pemerintah dan Industri dalam Meningkatkan Produk Inovasi Anak Bangsa melalui Translational Research dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2020, selasa (10/11/2020).
Sebagai Perguruan Tinggi, harus bekerja sama dengan Pemerintah dan industri untuk dapat meningkatkan inovasi dan bisa melakukan komersialisasi inovasi tersebut.
Webinar ini sendiri diikuti oleh sekitar 300 an peserta dari seluruh Indonesia dan dari berbagai unsur seperti Perguruan Tinggi, Sekolah dari level SD-SMA, hingga wiraswasta.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof.Nuhfil Hanani mengatakan bahwa UB dan Perguran Tinggi di Indonesia umumnya sudah mulai mengembangkan inovasi-inovasi dan sudah membentuk lembaga pengembangan inovasi.
“Di Brawijaya sendiri, kita sudah membentuk badan inovasi dan badan inkubator wirausaha disamping juga ada lembaga penelitian, institut Biosains, dan segala macam. Sehingga dengan demikian, kedepan hasil-hasil riset bisa digunakan, dipakai, dan dikomersialkan untuk pembangunan di Indonesia. Oleh karenanya, saya berharap banyak kepada LPDP, Biofarma maupun badan-badan usaha milik negara atau swasta untuk bekerja sama dalam rangka memajukan Indonesia. Kerja sama ini bisa dalam bentuk triple helix yakni dari Pemerintah, industri atau badan usaha, dan Perguruan Tinggi terakreditasi,” kata Nuhfil.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Prof. Aulanni’am dalam pemaparan materinya mengatakan bahwa budaya inovasi membangun karakter bangsa yang mandiri. Riset menjadi motor utama yang menghasilkan invensi dan inovasi yang pada akhirnya berdampak terhadap peningkatan daya saing bangsa.
“Untuk di UB, strategi dukungan inovasi yang dilakukan yakni di Renstra UB tahun 2020-2024 menempatkan inovasi menjadi salah satu target dan isu utama. Membuka kesempatan kepada dosen, mahasiswa, dan staff untuk menghasilkan inovasi didukung dengan kebijakan lembaga, manajemen organisasi dan system. Kemudian penerapan sinergi ABG (Academics, Business, and Government) dan ABGC (Academics, Business, Government, and Community) untuk produk inovasi yang tepat dan bermanfaat. Lalu, juga ada dukungan Sentra Haki UB untuk mendapatkan invensi/paten yang dilindungi Pemerintah,”jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Aul juga menunjukkan beberapa produk inovasi yang dihasilkan oleh Universitas Barwijaya, yakni UB Feed, Purple Sweet Corn, ALKES GAD65, dan Vacuum Frying. (Meg)