KANAL24, Malang – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) menjadi salah satu fakultas kedokteran terbaik di Indonesia versi Times Higher Education World University Ranking 2020. FK UB menempati posisi kedua setelah FK UI, di posisi ketiga ada FK UGM dilanjutkan FK UNPAD.
FK UB masuk dalam daftar universitas dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia yang memiliki nilai keseluruhan sejumlah 17.7–27.7. Kemudian di kategori pengajaran: 28.3, penelitian: 41.8, kutipan (citations): 25.9, pendapatan industri: 7.8, dan pandangan internasional: 13.8. Sementara di tingkat internasional, FK UB menempati ranking 601+ bidang Clinical, Pre-Clinical, and Health bersama dengan UGM dan UNPAD.
Menanggapi hasil perankingan tersebut, Dekan FK UB Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si., Med., SpA(K) kepada kanal24.co.id bersyukur atas hasil ranking versi THE itu, namun Wisnu tidak ingin cepat puas dan terus optimis bahwa kedepan FK UB akan menjadi fakultas kedokteran terbaik pertama di Indonesia dan meningkat ranking internasionalnya, sehingga turut berkontribusi dalam peningkatan reputasi Universitas Brawijaya di tingkat dunia.
“Poin terbanyak yang FK UB peroleh di kategori reputasi dalam penelitian, pengajaran, dan juga sitasi. Jadi kita memang sangat konsen untuk penelitian, oleh sebab itu kita mendorong semua dosen untuk melakukan penelitian karena salah satunya berdampak terhadap kenaikan pangkat dosen sampai akhirnya menjadi guru besar, dsb,” kata Wisnu, kamis (19/11/2020).
Lanjutnya, selaku pimpinan fakultas, Wisnu mendorong penelitian yang bagus dan berkualitas, terutama bisa masuk ke jurnal-jurnal yang bereputasi misalnya SCOPUS Q1, Q2, Q3, dan Q4. FK UB juga rutin melakukan hibah-hibah, misalnya hibah untuk guru besar senilai 100 juta, hibah doktor senilai 25-50 juta.
Dokter spesialis anak itu mengatakan berdasarkan BKD (Beban Kerja Dosen) ada target minimal 1 jurnal nasional atau internasional dalam satu tahun yang wajib dihasilkan oleh dosen. Namun, untuk dosen yang sudah bergelar doktor atau guru besar wajib untuk menghasilkan jurnal bereputasi internasional.
Selain didasarkan pada BKD, di FK UB sejak kurang lebih 10 tahun ini juga telah memiliki banyak kelompok kajian sebagai pusat penelitian, antara lain kelompok kajian malaria, jantung, lupus, penyakit degeneratif, dan kelompok kajian herbal.
“Dari kelompok kajian tersebut kita terus mendorong untuk berkembang, membuat pohon penelitian dan ini bukan hanya dosen tetapi juga melibatkan mahasiswa S1, S2, dan S3. Sehingga semuanya saling bersinergi, sehingga tentunya ini akan membuat banyak publikasi-publikasi yang bagus. Salah satu kelompok kajian yang juga sangat berkembang, yaitu jantung yang melakukan penelitian mulai dari hilir hingga hulu,” jelasnya.
Selain itu, FK UB juga memiliki program unggulan, yakni program biomedical, emergency, dan social medicine. Mulai tahun 2000, FK UB sudah mencanangkan biomedik, sehingga FK UB telah memiliki laboratorium biomedik yang menjadi laboratorium sentral yang memfasilitasi semua peneliti di FK UB untuk bisa melakukan penelitian biomolekuler.
“Sementara untuk emergency medicine nantinya akan menjadi satu program studi baru pertama di Indonesia. Saat ini prosesnya sedang berlangsung di DIKTI. Kolegium dan perhimpunannya sudah ada, jadi nanti prodi emergency medicine yang pertama di Indonesia lahir dari Malang,” pungkas Wisnu. (Meg)