KANAL24, Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) membeberkan pencapaian penyelesaian seluruh proyek pembangunan infrastruktur yang sedang digarap tahun 2020. Total panjang Jalan Tol Trans Sumatera ( JTTS ) yang dibangun hingga penghujung tahun 2020 yakni 1.156 Km dengan 643 Km ruas sedang konstruksi dan 513 Km ruas sudah beroperasi.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto mengatakan pihaknya telah berhasil merampungkan dan mengoperasikan 2 (dua) ruas tol baru di JTTS yakni ruas tol Pekanbaru – Dumai dan Sigli – Banda Aceh Seksi IV. Selain itu Hutama Karya juga menggarap konstruksi 8 (delapan) ruas Jalan Tol Trans Sumatera ( JTTS ).
“Antara lain Tol Sigli – Banda Aceh (60 Km) dengan total progres konstruksi mencapai 63%, Tol Pekanbaru – Pangkalan (83 Km) dengan progres konstruksi mencapai 41%, Tol Padang – Sicincin (37 Km) dengan progres konstruksi mencapai 34%, Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 Km) dengan progres konstruksi 85%, Tol Sp. Indralaya – Muara Enim (121 Km) dengan progres konstruksi 19%, Tol Binjai – Langsa (131 Km) dengan progres konstruksi 27%, Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143 Km) dengan progres konstruksi 53% dan Tol Indrapura – Kisaran (48 Km) dengan progres konstruksi 16%,” kata Budi dalam keterangan resmi, Kamis (31/12/2020).
Tak hanya itu, perusahaan menyelesaikan beberapa proyek infrasktruktur lain yang tersebar di seluruh penjuru negeri diantaranya Proyek Double-Double Track Manggarai di DKI Jakarta, Tanggap Darurat Sungai Radda dan Sungai Rongkong serta Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan Bailey di Luwu Utara, Villa Six Sense di Bali, Bandara Pattimura Ambon di Maluku, Bendungan Ladongi di Sulawesi Tenggara, hingga 2 (dua) proyek gedung yakni pembangunan IDB Universitas Jember di Jawa Timur dan Pembangunan kampus Untirta di Banten.
“Walau pandemi Covid-19 menghantui sejumlah industri sepanjang tahun 2020, namun beberapa proyek yang digarap oleh perusahaan masih dapat terus berjalan dengan progress yang cukup baik, tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan proyek,” ujar Budi.
Tercatat dalam satu tahun kebelakang, sebanyak 32 (tiga puluh dua) proyek Hutama Karya baik Join Operation (JO) maupun Non JO tetap berjalan tanpa kendala khusus dengan progres melebihi 50%. Angka ini terdiri dari 5 (lima) Proyek Gedung, 14 (empat belas) Proyek EPC, dan 13 proyek infrastruktur lainnya.
Proyek infrastruktur yang masih terus berjalan di 2020 antara lain Proyek Pembangunan JTTS Raus Tebing Tinggi – Indrapura (82%), Proyek Dermaga Tanjung Mas (78%), Proyek Jalan Oecussie di Timor Leste (66%), Proyek Waduk Gongseng Lanjutan (61%), Proyek Dermaga Peldam 2 Tanjung Mas (51% ), Proyek Irigasi Lhok Gucci (75%), Proyek Air Limbah Pekanbaru (82%), Proyek Irigasi Batang Toru (54%), Proyek Jembatan Pulau Balang II (96%), Proyek Bendungan Semantok (60%) Proyek Bandara Wirasaba Purbalingga (94%), Proyek Waduk Bendo Lanjutan (71%) dan Proyek Bendungan Ladongi Lanjutan (64%).
Kemudian untuk proyek gedung yang berhasil dikebut oleh perusahaan adalah Proyek Apartemen Pluit Seaview (95%), Proyek Rusun Daan Mogot (99%), Proyel Hotel Terminal 3 Ultimate Soetta (99%), Proyek Rumah Sakit Mata Manado (91%) dan Proyek Apartemen UIII Depok (68%). Sedangkan untuk Proyek EPC yakni Proyek PLTU Kendari (91%), Proyel PLTU Ampana (96%), Proyek PLTM Harjosari & Lambur (76%), Proyek PLTM Lambur (82%), Proyek PLTM Harjosari (72%), Proyek PLTGU Tambak Lorok (83%), Proyek PLTGU Muara Tawar Add On (80%), Proyek PLTM Gunungwugul (99%), Proyek PLTM Parmonangan 2 (97%), Proyek PLTGU Riau (86%), Proyek Jargas Musi Rawas-Musi Banyuasin (85%), Proyek Pabrik Gula Djatiroto (99%), Proyek Pipa Gas Tanjung Batu Kaltimra (98%), dan Proyek Pipa CB-III Lomanis-Tasik (56%).
Adapun selama tahun 2020, Hutama Karya berhasil meraih 12 proyek baru setelah melalui proses tender yang cukup panjang dengan situasi Adaptasi Kebiasaan Baru.
Beberapa proyek yang didapatkan perusahaan selama satu tahun ini yaitu Proyek Pembangunan Irigasi Rentang, Proyek Chevron TTM (Tahap I), Proyek Pembangunan Food Estate di Kapuas, Proyek Dermaga Semarang Peldam, Proyek Pambangunan Simpang Susun Romokalisasri, Proyek Pembangunan Bandara Internasional Lombok Lanjutan, Proyek Bendungan Bintang Bano Lanjutan, Proyek RS Pendidikan Universitas Hasanudin, Proyek Gedung Politeknik STAN , Proyek Rumah Sakit Kupang, Proyek Jargas Musirawas, dan Proyek Dermaga TBBM Tanjung Batu.
“Dampak jangka pendeknya adalah menciptakan lapangan kerja dan peningkatan konsumsi. Sementara dalam jangka panjang, infrastruktur yang terus kami bangun dapat mendorong sisi supply melalui peningkatan kapasitas produksi serta perbaikan arus barang dan jasa, sehingga tercipta efisiensi ekonomi,” tutup Budi.(sdk)