Kanal24, Malang – Di tengah berkembangnya media sosial dan meluasnya penggunaan platform digital, tantangan di dunia pers semakin rumit. Berita palsu, berita yang menyesatkan, dan hoaks dengan cepat menyebar, dan menghadirkan ancaman serius bagi integritas jurnalisme. Dewan Pers Indonesia, sebagai otoritas utama dalam bidang ini, terus berupaya untuk mengatasi tantangan tersebut dengan berkolaborasi bersama lembaga pendidikan tinggi.
Dewan Pers menggandeng Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) untuk menggelar acara Dewan Pers Sambang Kampus yang bertujuan untuk berbagi edukasi tentang memahami peran pers dalam menghadapi tantangan perkembangan sosial media saat ini. Acara ini dihadiri oleh Dr. Ninik Rahayu (Ketua Dewan Pers) Prof. Widodo, S.Si, M.Si., Ph.D (Rektor Universitas Brawijaya), Dekan FISIP UB dan diikuti oleh mahasiswa dan anggota lembaga pers mahasiswa UB.
Agenda acara mencakup berbagai kegiatan, mulai dari talkshow hingga coaching clinic. Talkshow bertajuk “Kemerdekaan Pers, Jurnalisme Warga, dan Peran Media Sosial,” menghadirkan narasumber kelas dunia, termasuk Atmaji Sapto Anggoro, Anggota Dewan Pers; Profesor Rachmat Kriyantono, Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB; dan Fatoni P. Nanda, Pemimpin Redaksi Radar Malang. Diskusi ini mempertimbangkan perkembangan media sosial sebagai bagian integral dari jurnalisme modern.
Selanjutnya Speech Panel Mahasiswa yang mengusung tema “Zilenial Memandang Kemerdekaan Pers dan Jurnalisme Indonesia Masa Depan dalam Perspektif Kritis,” menampilkan pemikiran mahasiswa yang mempertanyakan peran pers dalam era digital. Panel mahasiswa memberikan perspektif segar mengenai masa depan pers dalam konteks media sosial yang terus berkembang.
Dewan Pers juga memberi coaching clinic pada sesi terakhir untuk mahasiswa dengan narasumber Herik Kurniawan, Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Asmono Wikan, Anggota Dewan Pers. Coaching clinic ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik jurnalisme yang etis dan profesional di era media sosial yang cepat berubah.
Ketua Dewan Pers, Dr. Ninik Rahayu, menyampaikan pentingnya kerja sama antara dunia pendidikan, pemerintah, dan lembaga penyelenggara pemerintahan dalam menjaga integritas pers.
“Kampus ini adalah mitra Dewan Pers dalam rangka membangkitkan semangat pers. Pers tidak hanya milik wartawan dan media, tetapi juga memerlukan dukungan pemerintah, penegak hukum, dan dunia akademis. Tantangan ke depan, terutama dalam menghadapi hoaks dan berita palsu, sangat besar, terutama menjelang pemilu dengan perubahan kekuasaan dan politik. Kami berharap bahwa para akademisi dapat membantu dalam upaya mencegah pengaruh buruk dari berita dan informasi yang menyesatkan,” kata Ninik.
Senada dengan Ninik, Profesor Widodo, Rektor Universitas Brawijaya (UB), menambahkan bahwa UB melihat pentingnya kolaborasi dengan Dewan Pers bagi mahasiswa sebagai upaya mengedukasi peran penting pers dalam demokrasi.
“Kami ingin memastikan bahwa mahasiswa kami memahami peran penting pers dalam pendidikan demokrasi. Kami juga ingin menjalin kerja sama dengan Dewan Pers, di mana mahasiswa dapat melakukan magang dan penelitian bersama. Kami peduli agar mahasiswa kami menggunakan media sosial dengan bijak dan mampu mengantisipasi perubahan sosial media,”
Kerja sama antara Dewan Pers dan FISIP UB ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan dalam dunia pers, terutama yang dihadapi dalam era media sosial yang terus berubah. Dengan demikian, kerjasama ini diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam menjaga kualitas pers dan integritas jurnalisme di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan media sosial yang semakin kompleks.(din)