Kanal24, Malang – Di era yang terus berkembang dengan cepat, keterampilan dan kesiapan kerja menjadi hal yang sangat penting, terutama untuk Generasi Z yang akan mendominasi pasar tenaga kerja di masa depan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya bersama Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menyelenggarakan talkshow yang bertajuk “The Age of Adaptability: Skill Gap, Labor Market, and the Future of Work”, Selasa (17/09/2024).
Kegiatan yang diadakan di Gedung Widyaloka UB ini diisi oleh sejumlah pemateri yang berkompeten di bidangnya. Fadillah Putra, S.Sos, M.Si, MPAFF, Ph.D, salah satu pemateri asal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, menyampaikan gagasan menarik tentang tiga elemen utama yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan generasi ini menghadapi dunia kerja, poin pertama adalah mempersiapkan Gen Z dengan skillset yang sesuai dengan pasar kerja: hard skill, soft skill, dan creative skill.
Baca juga : Diskusi Masa Depan Tenaga Kerja di FISIP UB
“Hardskill dan Softskill mahasiswa dapat diasah melalui perkuliahan, interaksi, dan komunikasi antar sesama. Sedangkan creative skill harus diasah dengan sendirinya. Kita harus kreatif mencari jalan keluar, kreatif mencari alternatif-alternatif baru agar siap masuk ke pasar kerja,” terangnya.
Menurutnya, pengajaran creative thinking sangatlah penting, bahkan perlu diajarkan sejak pendidikan usia menengah pertama. Saat ini, sistem pendidikan di Indonesia cenderung fokus pada hafalan dan pengetahuan kognitif, seperti mengingat tanggal-tanggal sejarah atau rumus-rumus matematika, tanpa memberi ruang yang cukup bagi pengembangan kemampuan berpikir kreatif, adaptif, dan fleksibel.
Fadillah melanjutkan, konsep Green Economy dan Blue Economy adalah dua konsep yang semakin relevan di era modern. Green Economy berfokus pada praktik pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sementara Blue Economy menitikberatkan pada penggunaan sumber daya laut secara bertanggung jawab. “Konsep ini sangat penting untuk mulai diajarkan ke dalam berbagai disiplin ilmu, terutama di pembelajaran kampus,” lanjutnya.
Lebih jauh lagi, langkah ini bisa menjadi persiapan jangka panjang untuk mencetak tenaga kerja yang lebih siap menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan keberlanjutan sumber daya alam. Saat konsep green dan blue economy menjadi bagian dari kurikulum, diharapkan mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga kesadaran dan keterampilan untuk berkontribusi secara nyata terhadap ekonomi berkelanjutan.
Poin penting ketiga dalam penyampaian materi ini adalah pentingnya penerapan kebijakan active labor market policy. kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran melalui upaya kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah dengan membuat daftar para pencari kerja yang kemudian disalurkan oleh penyedia layanan tenaga kerja atau service provider. Penyedia layanan ini bertugas untuk mengarahkan, melatih, dan menyalurkan pencari kerja ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Fadillah menuturkan, pemilihan materi tersebut didasari oleh keinginannya untuk mengentaskan masyarakat dari permasalahan pengangguran. Dalam rangka mempersiapkan generasi muda, terutama Generasi Z, untuk memasuki dunia kerja, diperlukan reformasi besar di sektor pendidikan dan kebijakan tenaga kerja.
Ia berharap agar konsep Green Economy dan Blue Economy dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pembelajaran di berbagai disiplin ilmu, sehingga mahasiswa memiliki kesadaran tentang keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Selain itu, ia menekankan pentingnya pengajaran creative thinking yang dimulai sejak jenjang SMP dan SMA, agar siswa tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga mampu berpikir kreatif, adaptif, dan fleksibel dalam menghadapi tantangan.
Terakhir, Fadillah berharap pemerintah segera menerapkan kebijakan active labor market policy, yang melibatkan sektor swasta untuk melatih dan menyalurkan pencari kerja, guna menurunkan angka pengangguran dan mempersiapkan generasi muda lebih baik dalam memasuki dunia kerja. (fan)