Kita telah masuk pada bulan pasca ramadhan yaitu syawal. Dinamakan bulan syawal dari kata syalat an-Naqah bi Dzanabiha – شالت الناقةُ بذنَبِها – artinya onta betina menaikkan ekornya. (Lisan Al-Arab, 11/374). Bulan syawal adalah masa di mana onta betina tidak mau dikawini para pejantan. Ketika didekati pejantan, onta betina mengangkat ekornya. Keadaan ini menyebabkan munculnya keyakinan sial di tengah masyarakat jahiliyah terhadap bulan syawal. Sehingga mereka menjadikan bulan syawal sebagai bulan pantangan untuk menikah. Ketika islam datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menikahi istri beliau di bulan syawal. Untuk membantah anggapan sial masyarakat jahiliyah.
Ada pula yang menyatakan bahwa dinamakan syawal dari kata syaalat ibil, artinya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang. ( Dalil al Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin – karya Muhammad bin ‘Allan al Shiddiqi al Syafii al Makki)
Namun ada hal penting di bulan syawal yaitu bahwa syawal adalah bulan setelah kaum muslimin selesai berlatih menjadi “kepompong” untuk mewujudkan pribadi taqwa selama sebulan di bulan ramadhan. Maka syawal menjadi sangat penting untuk membuktikan hasil traning center ramadhan itu. Antara lain :
1. Bulan penyempurna yaitu pada bulan syawal Rasulullah menganjurkan puasa 6 hari di bulan syawal sebagai penyempurna puasa ramadhan agar bernilai puasa selama satu tahun. Baik secara berturut-turut sejak awal bulan atau secara terpisah.
Dari Abu Ayyub radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal maka itulah puasa satu tahun.” (HR. Ahmad & Muslim).
2. Bulan silaturrahim. Cara menyempurnakan pengampunan ramadhan adalah melalui silaturrahim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi.)
Demikian pula bahwa silaturrahim membuka jalan rezeqi dan memperpanjang umur.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. (Muttafaqun ‘alaihi)
3. Bulan saling memaafkan. Ramadhan adalah bulan pengampunan, tidaklah sempurna pengampunan atas diri seseorang selama belum menyelesaikannya dengan sesama manusia melalui saling memaafkan.
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
_“Barang siapa melakukan tindak kelaliman kepada seseorang, baik pada harga diri atau harta bendanya, hendaknya ia segera menyelesaikannya sekarang juga, sebelum datang hari kiamat, suatu hari yang tidak berlaku lagi uang dinar atau dirham.
Akibatnya, bila ia memiliki amal shaleh, maka akan dipungut sebanyak tindak kelalimannya. Bila ia tidak memiliki amal kebajikan, maka akan dipungutkan dari dosa orang tersebut, lalu dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari no. 2449)_
4. Bulan Ujian Keistiqomahan. Setelah sebulan kita melaksanakan berbagai kebaikan. Maka syawal adalah awal ujian keistiqomahan amaliyah ramadhan.
Keberhasilan ramadhan dapat dilihat dari sejauh mana amaliyahnya tetap dilaksanakan pasca ramadhan.
Jangan sampai amaliyah ramadhan hilang bersamaan perginya ramadhan, maka hal itu menandakan ramadhan yang dilalui penuh keterpaksaan bukan dengan keikhlasan. Tindakan Istiqomah akan menghasilkan jejak, bekas, atsar atas suatu amaliyah kebaikan yang menjadikannya bernilai lebih utama. Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ. نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allâh” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (ber-istiqâmah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan oleh Allâh kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.Fushshilat:30-32)
5. Bulan musim nikah. Sebagaimana penjelasan di awal. Masyarakat jahiliyah meyakini bahwa menikah di bulan syawal akan membawa sial. Maka untuk menyanggah dan menyelisihi hal tersebut, Rasulullah saw menikahi siti A’isyah di bulan syawal.
Dari A’isyah radiallahu ‘anhu mengatakan, “Nabi saw menikahiku di bulan Syawal, dan beliau tinggal satu rumah denganku juga di bulan Syawal. Siapakah di antara istri beliau yang lebih beruntung dari pada aku?” (HR. Ahmad dan Muslim).
An-Nawawi mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikah dan membangun rumah tangga (campur) di bulan Syawal. Para ulama madzhab kami (syafi’iyah) menegaskan anjuran hal ini. Mereka berdalil dengan hadits ini.”
Karena itulah, di bulan syawal kita jumpai di nusantara ini banyak orang yang menjadikan bulan ini untuk menikahkan putra putrinya. So… bagaimana dengan anda..??
Semoga Allah swt menjadikan bulan syawal ini sebagai penyempurna amal kebaikan kita di bulan ramadhan ini. Semoga Allah swt menjadikan kita hambanya yang mampu menjaga keistiqomahan kebaikan hingga akhir hayat kita. Aamiiiin….
Akhmad Muwafik Saleh Dosen Fisip UB, Penulis Buku dan Motivator