KANAL24, Malang – Mendapat total suara 9.886, pasangan Farhan Azis dan Irma Istiqomah menjadi Presiden dan Wakil Presiden EM UB periode 2020-2021. Penghitungan suara dilakukan pada rabu malam (20/11/2019) di Gedung Widyaloka. Kanal24 berkesempatan mewawancarai Farhan, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa Brawijaya yang sudah percaya kepadanya dan Irma untuk memegang amanah sebagai Presiden dan Wapres EM.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut, menjelaskan bahwa program yang ia dan wakilnya usung berfokus pada pengembangan SDM.
“Menyikapi fenomena mental block saat ini, yang artinya kondisi psikologis seseorang down terlebih dahulu sebelum bertarung, berkompetisi, atau berinteraksi dengan orang. Oleh karena itu, kita ingin membangun sebuah mentalitas, ingin membangun karakter milenial Brawijaya. Disini milenial bukanlah dibatasi oleh umur, kita tidak mendefinisikan milenial yang lahir 1900-2000 an tapi seluruh orang yang punya semangat muda, perubahan, dan juga optimis di masa depan itu yang kita klasifikasikan sebagai milenial,” terang Farhan.
Lanjutnya, untuk mewujudkan sebuah karakter milenial Brawijaya menurut Farhan harus fokus kepada SDMnya Brawijaya. Selain SDM, pergerakan juga ingin diaktifkan kembali, yang dinilai pada periode kepengurusan tahun lalu itu loyo, akan diaktifkan kembali.
“Pengembangan SDM kemarin tidak ada, kegiatan yang digelar seperti biasa parade beasiswa dan seminar. Perlu saya bilang bahwa sebagai univ. yang besar membuat sebuah parade beasiswa itu kalau bagi saya, UM, UNEJ, atau kampus lain itu juga mampu, lalu apa bedanya kita dengan mereka kalau kita masih terkesan “event organizer” proker-proker seperti itu yang masu saya kurangi,” jelasnya.
Di PSDM yang ingin digiatkan adalah pola kerja dalam komunitas, seperti diskusi secara berkelanjutan dan punya kurikulum. Jadi, dalam satu tahun kedepan akan ada jadwal yang pasti untuk pengembangan SDM. Untuk perancangan kurikulum, Farhan akan bekerja sama dengan IKA UB dan unicorn startup seperti GO-JEK, Traveloka, dan Bukalapak dalam hal talent management. Selain itu, susunan kepanitiaan untuk sebuah acara juga akan dibuat fleksibel, tidak ada panitia yang saklek, seperti anggota panitia yang 100 orang kemudian melaksanakan proker sehari dua hari selesai, hal-hal seperti akan dikurangi.
“Di ITB, sudah mulai kerja sama-kerja sama seperti itu, kita sebagai top university tidak boleh kalah. Di ITB ada yang amanya buka bike (sepeda listrik) dari Bukalapak, kita mau di UB ini ada kebiasaan membawa kendaraan umum, salah satunya mungkin sepeda. Kita juga ingin kerja sama-kerja sama yang kearah pemberian fasilitas, sehingga ini manfaatnya juga akan kembali ke UB,” tambah Farhan.
Mantan Ketua DPM UB itu menambahkan, kedepan juga akan dilakukan komunikasi penyelarasan proker kepada BEM Fakultas untuk menghindari tumpang tindih. Kemudian pembentukan karakter, melalui 3 tahapan, perubahan mindset, kompetensi dan aksi.
“Bagaiamana mahasiswa bisa open minded, salah satunya kita membentuk program P3 (Pemberdayaan Perempuan Progesif) kita membahas tentang bagaimana cara mengadvokasi isu-isu strategis perempuan, misalkan di UB ini masih tabu ketika Ketua BEM dari perempuan. Ada usaha untuk mengikis pemikiran seperti itu. Saya tidak bilang bahwa EM UB ini seratus persen dapat mengubah karakter tetapi intinya kita sebagai stimulator yang bertugas pada proses perubahan itu,” tandasnya. (meg)