KANAL24, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan wabah virus Corona akan menekan pertumbuhan ekonomi China sekitar 1-2 persen, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pula terhadap perlambatan ekonomi Indonesia.
“Secara konsensus, China diprediksi ekonominya akan menurun sekitar 1-2 persen. Jadi, kalau ke Indonesia itu (dampak penurunan ekonomi) sekitar 0,1-0,29 persen,” kata Airlangga dalam acara Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Dia menegaskan, sektor pariwisata akan menjadi kontributor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi akibat wabah virus Corona. Karena, kata Airlangga, jumlah rata-rata turis asing asal China yang mencapai dua juta orang per tahun tidak bisa mengunjungi Indonesia.
“Paling terdampak dari virus Corona adalah tourism. Jadi, China itu ada dua juta orang yang ke Indonesia, maka dengan adanya Corona di mana-mana tentu ada travel warning dan turis dari China disetop,” papar Airlangga.
Lebih lanjut dia mengatakan, sektor manufaktur domestik juga akan terdampak oleh merebaknya virus Corona ke berbagai negara. Namun, kata Airlangga, efek negatif ke sektor manufaktur tidak terlalu besar. Meski Wuhan sebagai salah satu pusat otomotif, tetapi bukan tujuan utama Indonesia.
“Industri manufaktur kaitannya dengan supply chain, bahan baku. Di Wuhan kan pusatnya otomotif, tetapi otomotif Indonesia basisnya bukan dari China. Jadi, dampaknya relatif kecil,” tutur Airlangga.
Sementara itu, jelas Menko Perekonomian, wabah virus Corona akan berdampak negatif pada industri farmasi di dalam negeri, karena Indonesia masih mengimpor sejumlah produk dari China dan China juga memperpanjang libur massal di hingga pertengahan Februari 2020. (sdk)