Alquran selalu menghadirkan “keanehan” bagi setiap manusia, baik yang berilmu dan terlebih bagi yang tidak berilmu. Bagi orang berilmu ayat alquran itu aneh sebab menghentakkan pikiran dan mampu membuka tabir rahasia kehidupan sehingga dengan berbagai “keanehan” itu lahirlah keyakinan dan ilmu pengetahuan. Sementara bagi orang yang tidak berilmu, jahil dan bodoh, maka ayat-ayat alquran menjadi keanehan yang tidak bisa diterima oleh nafsu akalnya sehingga menjadikan ayat-ayat alquran sebagai bahan olokan dan kemudian menolaknya. Mereka kemudian jauh dari hidayah. Na’udzu billahi mon dzalika.
Keanehan alquran ada pada beragam sisinya, baik dari sisi struktur kalimatnya, bahasa dan diksi yang digunakannya hingga isi kandungannya. Semua itu menjadi satu padu sebagai sesuatu yang menghentakkan pikiran para pembacanya, dan itulah kemukjizatan alquran. Sehingga manusia menjadi tunduk pada keanehan alquran yang menjadi kebenaran. Karena mukjizat itu sejatinya adalah untuk melemahkan, yaitu melemahkan pikiran ummat yang menjadi sasaran dakwahnya agar bersedia tunduk mengakui kebenaran isinya dan Nabi yang membawanya.
Salah satu ayat yang menghentakkan pikiran dan menjadi keanehan dalam urutan ayat alquran adalah disaat Allah swt membicarakan tentang kewajiban puasa, tiba-tiba di tengah – tengah perbincangan atau penjelasannya tersebut muncul ayat tentang berdoa. Sebagaimana dalam FirmanNya yaitu Quran surat al Baqarah ayat 183-187. Ayat 183 Allah swt menjelaskan tentang kewajiban puasa. Ayat 184 menjelaskan tentang hukum tidak berpuasa karena suatu sebab. Ayat 185 menjelaskan tentang rukhshah (pengecualian, keringanan) bagi orang yang berpuasa.
Namun tiba-tiba pada ayat 186 Allah swt menjelaskan hal yang “seakan-akan” tidak ada hubungan apapun dengan ayat sebelum dan setelahnya, yaitu Allah swt menjelaskan tentang masalah berdoa dan dikabulkannya doa. Sementara pada ayat selanjutnya, ayat 187 Allah swt menjelaskan kembali tentang masalah berpuasa (apa saja yang dihalalkan, diperbolehkan dalam berpuasa serta batasannya). Seakan ayat 186 memutus perbincangan tentang penjelasan puasa. Inilah ayat yang aneh itu ?
Namun demikianlah kehebatan alquran ? selalu menghadirkan hentakan untuk membangkitkan perhatian dari pemikiran sadar orang-orang berilmu agar berpikir dan menemukan hikmah dibalik semua itu. Ada suatu pesan yang seakan Allah swt ingin menyampaikan pada diri kita atas FirmanNya ini bahwa bulan ramadhan tidaklah hanya sekedar untuk berpuasa, namun juga sebagai bulan berdoa dan bahwasanya doa di saat orang sedang (tengah) berpuasa itu istijabah, mudah dikabulkan. Sebagaimana terungkap dalam FirmanNya tersebut ayat 186 :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran (QS. Al-Baqarah : 186)
Allah swt ingin menyampaikan pesan bahwa saat kalian berpuasa maka perbanyaklah berdoa kepadaKu, pasti Aku kabulkan. Karena berpuasa itu adalah suatu ibadah spesial untuk memenuhi perintah sehingga Allah sendirilah yang akan memberikan balasannya, sehingga Allah pun mengistimewakan para shaimiin dengan jaminanNya bahwa barang siapa diantara orang yang berpuasa berdoa maka Allah swt pasti akan memgabulkannya.
Karena itulah, disaat kita tengah berpuasa seperti di bulan ramadhan ini mari perbanyak meminta dan berdoa kepada Allah swt atas diri kita agar dosa dan kesalahan kita diampuni oleh-Nya. Berdoa untuk keluarga kita agar diselamatkan dari api neraka dan berdoa untuk ummat dan bangsa ini agar diselamatkan dari kehancuran, diturunkan banyak keberkahan serta dimenangkan dan dimuliakan (al izzah) Agama
Oleh : Akhmad Muwafik Saleh (motivator dan penulis buku)