KANAL24, Malang – Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Balitbang Kementan terus berupaya memberikan bibit kedelai yang sesuai dengan iklim tropis agar target swasembada kedelai tercapai. Peneliti Balitkabi M Muchlish Adie mengatakan, benih sumber hasil penelitian Balitbangtan memiliki keunggulan yang sangat luar biasa dan mampu menghasilkan produksi di atas rata-rata.
Secara hitung-hitungan, satu ton benih sumber kedelai untuk 20 hektar, atau per hektarnya membutuhkan 50 kg. “Selama ini setiap tahun kami menyebarkan 30 ton benih sumber kedelai berbagai varietas, untuk dikembangkan kembali para penangkar benih, sebelum menjadi benih siap tanam untuk kedelai konsumsi,” ujar Muchlish, Rabu (9/3/2022).
Muchlish mengaku, optimis bahwa target pemerintah dalam memenuhi kebutuhan kedelai lokal dapat diwujudkan secara cepat, namun tetap bertahap. Asalkan, kata dia, semua pihak ikut terlibat dan mendukung kemampuan bangsa sendiri dalam menghasilkan produksi berkualitas.
Balitkabi sudah mengembangkan 114 varietas kedelai yang cocok dengan kondisi iklim. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Muchlish optimis dengan pemetaan lokasi penangkar benih yang tersebar di beberapa propinsi, mampu menyuplai benih dan biasanya pada puncak pertanaman kedelai di bulan Juni/Juli adalah masa optimal pertanaman.
“Bulan Januari hingga Maret biasanya masa penyiapan benih. Nanti pada Juni/Juli puncaknya produksi kedelai. Sentra kedelai di 10 propinsi saya yakin bisa bagus produksinya,” tambahnya.
Untuk menghasilkan produksi kedelai yang optimal, menurut Muchlish terletak pada strategi populasi benih yang ditanam pada satu hektar lahan. Idealnya petani menanam dengan populasi 250 ribu tanaman dalam satu hektar. Terlihat di beberapa wilayah seperti Kendal dan Nganjuk berhasil baik.
“Yang sering terjadi populasinya hanya 150 ribu tanaman, dan akhirnya tidak maksimal. Untuk itu kami dari Balitbangtan perlu melakukan pendampingan pada petani,” ujarnya.
Selain itu, keberadaan sumber benih mandiri sangat diperlukan di sentra pertanian kedelai. Ini untuk mengurangi ketergantungan pada benih luar daerah, serta kemampuan memenuhi kebutuhan lokal.
“Kalau bisa setiap provinsi mampu menyediakan benih sendiri. Kita bisa kok menyuplai benih sumbernya. Kan kita punya BPTP di setiap provinsi, dimana selalu ada penangkarnya yang bisa menjadikan benih sumber,” katanya.(sdk)