KANAL24, Jakarta – Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan, Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melambat jadi 5,0 persen pada kuartal ke tiga 2019 dari 5,1 persen pada kuartal sebelumnya. Indonesia Economic Quarterly edisi Desember 2019 yang dirilis Bank Dunia hari ini, menyebutkan pendorong utama pertumbuhan di kuartal ketiga juga mengalami pergeseran.
Pertumbuhan investasi mengalami pelemahan lebih lanjut akibat menurunnya harga komoditas secara signifikan, serta melambatnya konsumsi pasca pemilu. Melemahnya permintaan domestik juga menyebabkan turunnya impor dalam jumlah besar, yang mendukung pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut.
“Fondasi makroekonomi Indonesia yang tetap kuat, telah mendukung pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga. Adanya penciptaan lapangan kerja yang kuat, inflasi yang rendah, serta perluasan program bantuan sosial, telah berkontribusi pada turunnya tingkat kemiskinan hingga 9,4 persen, yang merupakan rekor terendah, pada bulan maret tahun ini,” kata Rolande Pryce, World Bank Acting Country Director untuk Indonesia dan Timor Leste dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (11/12/2019)
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,0 persen pada 2019 dan kemudian naik 5,1 persen pada 2020. Proyeksi ini didasarkan pada berkurangnya ketegangan perdagangan internasional dan berkurangnya ketidakpastian politik dalam negeri yang berisiko signifikan terhadap prospek pertumbuhan nasional.
Bank Dunia menyebutkan, ketegangan perdagangan yang berkepanjangan berisiko terhadap harga komoditas dan sentimen bisnis global. Risiko perlambatan ekonomi Tiongkok lebih lanjut, juga berpotensi mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Laporan Bank Dunia kali ini, juga membahas bagaimana sistem perlindungan sosial dapat mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai visinya sebagai negara berpenghasilan tinggi dan mengurangi tingkat kemiskinan hingga mendekati nol pada 2045. Diperlukan sistem perlindungan sosial yang inklusif dan efisien untuk mencapai pertumbuhan keberlanjutan dan merata di Indonesia.
“Perlindungan sosial sangat penting bagi Indonesia untuk menciptakan angkatan kerja kelas dunia. Sistem perlindungan sosial modern, inklusif dan efisien dapat membantu menciptakan, memperkerjakan, dan melindungi manusia. Namun, untuk mencapai sasaran tersebut, program perlindungan sosial yang ada saat ini perlu berkembang dan beradaptasi dengan tren demografi, teknologi, dan lingkungan,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander.
Sistem perlindungan sosial di masa depan harus dapat diakses oleh semua penduduk Indonesia tanpa memandang di mana mereka berada maupun matapencaharianya. Selain itu, harus memperluas perlindungan bagi penduduk usia lanjut yang jumlahnya terus bertambah, juga penduduk dengan disabilitas. (sdk)