Kanal24, Malang – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan 89 dokter hewan baru dalam upacara pelantikan dan pengambilan sumpah periode ke-20 tahun ajaran 2024/2025 (11/2/2025). Acara yang digelar dengan khidmat ini mengusung tema Baswara Apramada, sebuah frasa dalam bahasa Sanskerta yang bermakna “cahaya yang berhati-hati”. Tema ini mencerminkan harapan agar para dokter hewan baru mampu menjadi penerang bagi masyarakat sekaligus menjalankan tugasnya dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab.
Dekan FKH UB, drh. Dyah Ayu Oktavianie, M.Biotech, AP. Vet, menjelaskan bahwa tema Baswara Apramada dipilih untuk menegaskan peran strategis dokter hewan dalam masyarakat. “Dokter hewan tidak hanya bertugas menangani kesehatan hewan, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat secara luas, terutama dalam menghadapi tantangan zoonosis dan kesejahteraan hewan,” ujarnya.
Dengan pelantikan kali ini, FKH UB telah meluluskan total 1.399 dokter hewan yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka ini menegaskan kontribusi signifikan FKH UB dalam mencetak tenaga kesehatan hewan yang kompeten dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global.
Proses Pendidikan yang Ketat dan Berorientasi pada Kompetensi
Pendidikan profesi dokter hewan di FKH UB dirancang dengan tahapan yang ketat untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang memadai. Setelah melalui proses seleksi yang kompetitif, mahasiswa menjalani pembekalan yang mencakup nilai-nilai etika, aspek legal, serta pengetahuan dasar yang diperlukan sebelum memasuki tahap rotasi klinik. “Kami tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga membekali mahasiswa dengan etika profesi dan pemahaman tentang peraturan yang berlaku di tingkat nasional maupun internasional,” jelas drh. Dyah.
Sebelum dinyatakan lulus, mahasiswa juga harus melewati ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan se-Indonesia (AFKHI). Ujian ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap lulusan telah menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, baik dalam bidang klinik, kesehatan masyarakat, maupun manajemen kesehatan hewan.

Kolaborasi sebagai Kunci Meningkatkan Daya Saing Lulusan
Menghadapi tantangan global di bidang kesehatan hewan, terutama dalam aspek zoonosis dan kesejahteraan hewan, FKH UB mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan industri, pemerintah, instansi swasta, dan klinik hewan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing lulusan,” ungkap drh. Dyah.
Selain itu, FKH UB juga memberikan pembekalan intensif kepada calon dokter hewan sebelum pelantikan. Selama satu hingga dua minggu sebelum acara, para lulusan mengikuti serangkaian kegiatan pembekalan yang melibatkan praktisi dan tokoh-tokoh terkemuka di bidang kedokteran hewan. “Kami ingin memastikan bahwa para dokter hewan baru ini tidak hanya siap secara akademis, tetapi juga memiliki wawasan yang luas tentang dunia kerja,” tambahnya.
Siap Berkontribusi di Tengah Masyarakat
Salah satu dokter hewan yang dilantik, Indah Puspadyah, menyatakan kesiapannya untuk terjun ke dunia kerja. “Selama menjalani koasistensi, kami mendapatkan banyak pengalaman langsung dan pembekalan yang komprehensif. Saya yakin bisa berkontribusi dengan baik, terutama dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan hewan dan pencegahan zoonosis,” ujarnya.
Indah juga menyoroti kurikulum FKH UB yang dinilainya selalu up to date. “Di dunia kesehatan, kita harus terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu terbaru. FKH UB telah membekali kami dengan dasar yang kuat, tetapi tanggung jawab untuk terus belajar ada di tangan kami,” tambahnya.
Peran Dokter Hewan dalam Pencegahan Zoonosis
Zoonosis, atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia, menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia. Dokter hewan memegang peran krusial dalam pencegahan dan pengendalian penyakit ini, baik melalui praktik klinik, peternakan, maupun kegiatan penyuluhan masyarakat. “Kami selalu aktif mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan hewan dan hubungannya dengan kesehatan manusia,” tegas Indah.
Dengan pelantikan ini, diharapkan para dokter hewan baru dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya berkontribusi dalam bidang kesehatan hewan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesejahteraan hewan dan pencegahan zoonosis. “Kami siap menjadi bagian dari solusi untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat,” tutup Indah.