KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Februari 2020 secara bulanan sebesar 0,28 persen. Sementara tingkat inflasi year to date (tahun kalender) sebesar 0,66 persen dan inflasi tahunan (year on year / yoy) sebesar 2,98 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, mengatakan penyebab inflasi pada Februari adalah kenaikan harga komoditas pangan pada kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau seperti bawang putih, daging ayam ras, cabai merah dan lainnya.
Menurutnya kenaikan harga bawang putih yang terjadi belakangan ini memicu inflasi dengan tingkat kontribusi sebesar 0,09 persen. Kemudian kenaikan harga cabai merah dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, daging ayam ras dan jeruk memberikan andil 0,02 persen.
“Kalau menurut kelompok pengeluaran yang memberikan inflasi paling tinggi ialah kelompok makanan minuman serta tembakau dengan tingkat inflasi sebesar 0,95 persen dan andilnya 0,25 persen,” kata Yunita dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020).
Lebih lanjut, Yunita menambahkan dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK) yang dipantau oleh BPS, 73 kota IHK mengalami inflasi dan 17 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Simpang sebesar 1,21 persen dan untuk inflasi terendah terjadi di Pare – Pare sebesar 0,02 persen. Kemudian untuk deflasi tertinggi terjadi di kota Tanjung Pandan sebesar -1,2 persen dan deflasi terendah terjadi di Padang Sidempuan sebesar -0,01 persen.
Menurut Yunita, deflasi yang terjadi di 17 kota IHK disumbangkan oleh kelompok pengeluaran transportasi. Kelompok pengeluaran ini terjadi deflasi sebesar -0,37 persen karena adanya penurunan harga BBM. Kemudian deflasi yang terjadi di beberapa kota tersebut lebih disebabkan oleh turunnya harga pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan tingkat deflasi sebesar -0,01 persen.
“Kelompok transportasi memberikan sumbangan deflasi karena adanya penurunan harga bensin, pertamax oktan 92 dan pertamax turbo yang turun harga dengan andil sendiri -0,03 persen. Kemudian tarif angkutan udara juga memberikan sumbangan deflasi andilnya sebesar -0,03 persen,” pungkas Yunita.(sdk)