KANAL24, Malang – Instruksi Rektor Tentang Larangan Penggunaan Kemasan Air Minum Berbahan Plastik Sekali Pakai atau Kantong Plastik di Lingkungan UB direspon oleh Manager UB Kantin, Ali Budianto, A.md.
Ditemui kanal24.co.id (30/1/2020), Ali mengatakan bahwa UB kantin membutuhkan waktu untuk melaksanakan instruksi tersebut.
“Untuk sementara ini, UB Kantin memerlukan waktu menyikapi kebijakan tersebut. Kami tidak bisa langsung membalik tangan dalam waktu singkat harus merubah, sementara kita juga punya stock air minum UB Fresh masih sekian ribu karton jadi kami harus menghabiskan stock yang kita kelola sekarang,” terangnya.
Ali mengklaim bahwa untuk kegiatan seperti rapat, sosialisasi, pelatihan, ataupun kegiatan lain di kantor sudah menggunakan dispenser air minum sehingga tidak menggunakan botol plastik air minum sekali pakai.
Untuk di kantin perpus, kantin CL, dan kantin pujasera bagi konsumen yang makan di tempat memang sudah tidak menggunakan piring atau gelas plastik. Sedangkan, yang menjadi permasalahan adalah bagi konsumen yang membawa pulang makanan dan minuman, pihak UB kantin masih menggunakan kertas minyak dan gelas plastik.
“Tidak semua orang itu akan makan dan minum ditempat itu yang menjadi permasalahan. Kalau mereka makan dan minum di tempat itu tidak masalah, tetapi masalahnya ketika makan atau minum dibawa pulang artinya kalau tidak ada kemasan yang siap dibawa pulang menjadi kurang pas. Artinya gerakan ini harus sampai ke mahasiswa sehingga mahasiswa bawa kotak makan dan botol tumbler untuk beli makan dan minum,” jelas Ali.
Lanjutnya, instruksi ini harusnya juga diikuti dengan pengadaan barang atau sarana prasana misalnya mesin pencuci piring. Hal ini dikarenakan perputaran piring di UB kantin sangat tinggi, rata-rata konsumen UB kantin sebanyak 1.000 orang per hari.
Sementara ini, tenant-tenant yang berjualan masih menggunakan piring, sendok, dan gelas masing-masing. Alangkah lebih baik jika demi terealisasinya instruksi tersebut dibarengi dengan pengadaan mesin pencuci piring dan fasilitas penunjang yang lain sehingga omset yang didapat juga tidak menurun.
Disamping itu, perlu ada penjelasan lebih lanjut ataupun alternatif mengenai instruksi ini, karena hal tersebut berdampak pada kerja sama antara UB kantin dengan produk-produk yang masih menggunakan botol minum sekali pakai seperti sosro, nestle, You C 1000 dan produk lain.
“Kami merespon dengan baik, instruksi ini bukan sesuatu yang memberatkan bagi kami. Tetapi dilema itu ada, karena UB sendiri sedang mempersiapkan menjadi PTN BH yang mana unit-unit badan usahanya juga harus memberikan keuntungan,”pungkasnya. (meg)