KANAL24, Jakarta – Persaingan ketat di sektor telekomunikasi berlangsung di segmen pasar anak muda setelah Telkomsel meluncurkan layanan “by.U” pada Oktober lalu. Axis membalas dengan memperbesar kuota gaming , Smartfren dengan paket unlimited yang lebih murah dan Tri dengan paket berlangganan Amazon Prime Video.
“Kompetisi di semen anak muda tidak selalu buruk bagi operator besar,” tulis analis Indo Premier, Hans. Berikut garisbesar hasil riset Hans dalam publikasinya, Rabu (8/1/2020)
“by.U” Telkomsel beri tekanan harga di segmen anak muda
Telkomsel menjaga harga tetap stabil setelah meluncurkan “Internet OMG!” dan sub- brand untuk milenial “by.U” pada Oktober 2019. “by.U” menawarkan kuota data yang sangat murah (10GB seharga Rp50 ribu), yang mengancam segmen pasar Axis dan Tri.
Axis mencoba bertahan dengan menyediakan data harian untuk bermain game
EXCL melalui Axis meluncurkan kampanye “Axis Forever Play”, di mana pengguna dapat berlangganan kuota data 1GB /hari gratis yang dapat digunakan untuk bermain game . “Langkah tersebut demi mempertahankan jumlah pelanggan 55 juta,” sebut Hans. Sebelumnya, paket gaming Axis disediakan melalui paket OWSEM, yang menawarkan kuota permainan tanpa batas.
Smartfren dan Tri juga membalas untuk mempertahankan pangsa pasarnya
Smartfren meluncurkan paket tak terbatas yang lebih murah yang disebut “4G Unlimited Lite” dengan biaya Rp50 ribu/28 hari. Sementara itu, Tri meluncurkan paket KeepOn yang menawarkan langganan Amazon Prime Video dan data 5GB seharga Rp75rb/bulan. “Kedua operator itu menawarkan paket di luar permainan, pendekatan yang berbeda untuk Axis,” ungkap Hans.
Telkom merambah ke segmen yang lebih ramai
TLKM berusaha untuk memasuki demografi yang lebih ramai, yaitu Generasi Z (penetrasi internet sekitar 82% lebih besar dari penetrasi rata-rata industri sebesar 72%. Segmen ini juga memiliki potensi pasar sebanyak 70 juta). “Sebelumnya, kami melihat bahwa pasar ini terbagi rata antara Axis, Tri, dan Smartfren. Namun, kualitas jaringan akan menjadi kunci untuk mengamankan pelanggan karena permainan mobile dan streaming video membutuhkan latensi rendah, dan keandalan yang dapat mendukung TLKM,” papar Hans.
Persaingan di segmen yang ramai mungkin tidak selalu buruk untuk ARPU
Hans berpendapat, langkah TLKM masuk ke segmen anak muda yang ramai akan menguntungkan karena menyentuh basis pelanggan yang sebelumnya belum dimanfaatkan. Langkah tersebut kemungkinan juga tidak buruk bagi ARPU (paket Rp50k vs ARPU
TLKMcampuran Rp46k).
Kendarti demikian, Hans menegaskan, tetap mempertahankan
EXCL sebagai top pick . “Karena perusahaan ini memiliki pemanfaatan data terendah dalam BTS-nya, sehingga akan memungkinkan mereka untuk mempertahankan keandalan jaringannya dengan promosi Axis,” ungkap Hans.
Potensi pertumbuhan ARPU akan terdorong oleh konsumsi data yang lebih tinggi dari mobile gaming dan streaming video. Risikonya adalah balasan dari operator yang lebih kecil. (sdk)