KANAL24, Malang – Potensi pemasaran Desa Wisata di Kota Batu yang beragam belum didukung dengan adanya paket wisata yang sesuai dengan segmen pasarnya. Hal ini menjadi perhatian tim Matching Fund yang diketuai oleh Edriana Pangestuti, DBA., melaksanakan pelatihan pembuatan konten website bagi pelaku usaha pariwisata di Kota Batu. Kebutuhan Digital Branding terhadap Desa Wisata dapat dimulai melalui media Website setiap desa yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kota Batu.
Program dari Pendidikan Tinggi melalui skema Matching Fund (MF) menempatkan peran perguruan tinggi menerapkan ilmu manajemen dan promosi pariwisata, sedangkan pihak pemerintah desa mendukung melalui anggaran kegiatan teknis pelaksanaan program. Sehingga, paket wisata bisa berkembang, anak-anak muda memiliki ketrampilan dalam membuat konten promosi wisata dan pengelolaan paket-paket wisata berbasis keunggulan lokal desa.
“Kami melalui program matching fund membuat Pelatihan Pembuatan Konten Website pada tanggal 22 Oktober 2021 di Batu Mall Tourism ini merupakan salah satu rangkaian dari Matching Fund yang diajukan oleh tim dari Fakultas Ilmu Administrasi UB,” kata Edriana Pangestuti dalam perbincangan dengan kanal24.co.id, Rabu (22/12/2021).
Tim Matching Fund UB berdiskusi dengan anggota Pokdarwis Kota Batu (sidik kanal24)
Menurutnya pada masa digital saat ini pelaku usaha sektor pariwisata dituntut memiliki daya saing dalam pemasaran melalui media online untuk menjangkau konsumen milenial. Penguatan media pemasaran paket wisata desa yang diinisiasi oleh tim MF FIA UB bagi pelaku sektor pariwisata di Kota Batu adalah media website. Penguatan paket wisata desa sebenarnya bertujuan agar Pokdarwis tetap hidup dan berkembang, serta mempertahankan dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Pokdarwis juga harus mempertahankan dan meningkatkan promosi paket wisata desa.
“Geliat wisatawan milenial yang tinggi dengan media sosial sebagai sumber informasi harus ditangkap oleh pelaku wisata dengan memiliki konten dan paket wisata yang sesuai dengan karakter milenial,” lanjutnya
Sektor pariwisata merupakan bisnis yang bersifat sosial (social entrepreneurship). Namun demikian, pelaku usaha sektor pariwisata tetap membutuhkan pendapatan dan pemasukan untuk mencapai tujuannya sebagai lembaga usaha yang memiliki proses bisnis di dalamnya. Pendapatan tersebut bisa bersumber dari hasil penjualan atau pemasaran paket wisata desa. Pokdarwis selaku pelaku pemasaran harus mengetahui produk paket wisata apa saja yang pasarkan. Hal ini dilakukan guna menentukan pengelolaan pemasaran paket wisata desa di wilayah Kota Batu. Kegiatan pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan kelembagaan Pokdarwis.
Media sosial ataupun website akan sangat sulit jika dikerjakan oleh satu orang saja. Tim pengelola website dibutuhkan agar interaksi dengan konsumen dapat berjalan dengan lancar. Sebagaimana diketahui, interaksi yang berjalan dengan baik dapat mengikat dan meningkatkan loyalitas konsumen. Dapat menerapkan sistem rotasi atau pergantian shift untuk durasi tertentu. Dalam pelatihan ini, tim Matching Fund juga memberikan modul pembuatan konten website untuk dijadikan pedoman bagi tim pengelola dalam bekerja.
“Dengan tim pengelola dari Pokdarwis, pengelolaan media sosial dan website akan lebih ringan, sehingga pemasaran paket wisata desa secara online selalu aktif dan responsif dalam berinteraksi dengan konsumen,” pungkas Edriana. (sdk)