KANAL24, Jakarta – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) menargetkan realisasi investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun. Ada empat faktor yang membuat Kementerian Investasi optimis target tersebut bisa tercapai pada tahun depan.
Staf Ahli Menteri Investasi Bidang Ekonomi Makro, Indra Darmawan mengatakan target realisasi investasi tahun depan dibutuhkan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun 2022. “Saya optimis target realisasi tersebut bisa dicapai. Terlebih, dia melihat ada empat faktor pendorong terciptanya realisasi di tahun depan,” kata Indra dalam media briefing virtual bertajuk “Dampak Realisasi Investasi Terhadap Perekonomian”, Senin (27/12/2021).
Pertama, yaitu tahapan realisasi. Di mana setiap belanja dilakukan industri akan tercatat sebagai realisasi investasi. Ia mencontohkan kontruksi saat ini sudah beralih ke tahapan produksi. Secara otomatis dia akan belanjakan kebutuhannya untuk produksi barang.
“Dari tahap produksi dia ke tahap operasi komersial. Yang sudah operasi dia berekspansi, itu belanja juga. Itu semua belanja tadi akan di dicatat sebagai realisasi,” ujar Indra.
Kedua, BKPM mencatat sejak 2008 ada rencana investasi yang didaftarkan dengan nilai sekitar Rp2 000 triliun. Adapun dari data tersebut, 10 sampai 15 tahun terakhir memperlihatkan bahwa sepertiga dari rencana tersebut sudah terealisasi.
Ketiga, BKPM melihat ada sekitar lebih dari 100 perusahaan di Tanah Air yang menikmati keringanan pajak. Baik tax holiday maupun tax allowance dengan nilai jumlahnya sekitar Rp900 triliun. “Kita bilang ke dia, hei Anda sudah dapat kemudahan dan keringanan dari pemerintah mana realisasimu,” tegas Indra.
Adapun jika memang ada kendala atau masalah di lapangan, perusahaan yang menikmati fasilitas pajak tersebut tinggal melaporkan ke pemerintah. Mengingat saat ini sudah terbentuk satgas investasi yang diketuai oleh Menteri BKPM , Bahlil Lahadalia.
Keempat, BKPM mencatat sejak 2019 November ada proyek mangkrak Rp708 triliun. Namun saat ini sudah terealisir Rp560 triliun, sehingga masih ada selisih yang akan dikejar di tahun depan.
“Masih ada sisa kita dorong lagi, jadi keempat alasan itu membuat saya optimis bahwa Rp1.200 triliun bisa tercapai,” tutup Indra.(sdk)